Mohon tunggu...
Nurhasanah Munir
Nurhasanah Munir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna

I'm a dreamer and wisdom seeker// Ailurophile// write to contemplate

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Etika Politik ala Imam Al-Ghazali

1 Februari 2017   23:04 Diperbarui: 2 Februari 2017   09:40 3878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: http://salafiaqeedah.blogspot.co.id

Saya melihat ini sebagai jalan konsisten, yaitu seorang hamba yang harus selalu bermawas diri dan bersikap baik sebagai gaya hidup karena sesungguhnya sang hamba sedang berjalan menuju Tuhan. Untuk menuju Tuhan maka seorang manusia harus menyiapkan perbekalan. Dan yang dimaksud dengan perbekalan tersebut yaitu amal perbuatan baik. Kurang lebih yang dimaksudkan oleh Al-Ghazali adalah seluruh perbuatan baik menjadi bekal utama untuk melalui jalan akhirat.

Masih menurut Al-Ghazali, etika adalah kajian tentang hal keyakinan religius tertentu, dan tentang kebenaran atau kesalahan dalam amal untuk diamalkan dan bukan hanya pengetahuan belaka. Intinya, pengetahuan tentang kebaikan tidak akan berarti tanpa mengamalkannya. Dengan amal kebaikan, berarti jiwa akan menjadi bersih, tenang, dan tenteram.

Photo: http://hariswanindra.blogspot.co.id
Photo: http://hariswanindra.blogspot.co.id
Politik menurut Al-Ghazali

Tampaknya Al-Ghazali bersepakat dengan Ibn Sina terkait tentang etika dan juga politik. Ibn Sina berpendapat bahwa etika hanya berkaitan tentang watak perangai dan sifat-sifat jiwa, seperti kebajikan dan kekejian, sedangkan tingkah laku manusia terhadap sesuatu diluar dirinya adalah politik.

Al-Ghazali memisahkan politik dari kerangka etikanya. Katanya, pemerintah ideal dalam masyarakat Islam didasarkan pada peraturan hukum Islam, dan peraturan ini dibantu oleh nalar (‘aql: akal) manusia yang juga berasal dari sumber hukum Islam (syariah), diharapkan masyarakat Islam yang ideal mempunyai watak yang baik sesuai dengan ketentuan ajaran Ilahi, dengan begitu manusia dapat memperoleh keselamatan.

Pemisahan antara politik dan etika berkaitan dengan sifat individualistis etikanya. Di Yunani kuno, negara kota Grika merupakan latar belakang kehidupan moral dan seseorang yang melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara dipandang sebagai seorang yang baik, jadi moralitas adalah suatu bagian asasi dari politik.

Tiba pada kesimpulan bahwa politik dalam kerangka pemikiran Al-Ghazali adalah suatu sikap berdasarkan aturan dan ajaran agama yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah. Jadi, asal muasal politik versi Al-Ghazali adalah interaksi manusia dari dalam dirinya terhadap sesuatu diluar itu, seperti lingkungan, orang lain, dan seterusnya.

Dan yang paling penting adalah politik dalam konteks ini dianggap sebagai media bagi manusia untuk berbuat baik, dengan nilai-nilai luhur sehingga orang lain pun bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Saya kurang tahu apakah teori ini juga dibaca dan diamalkan oleh para politisi di Indonesia?!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun