Mohon tunggu...
Nurhasanah Munir
Nurhasanah Munir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna

I'm a dreamer and wisdom seeker// Ailurophile// write to contemplate

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Review Film] Wonderful Life; Berbaik Sangka Kepada Tuhan

31 Oktober 2016   13:38 Diperbarui: 31 Oktober 2016   19:18 1080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aneka macam “tabib” desa pun ia telah jumpai, dengan hasil yang sama bahwa putranya hanya kurang nafsu makan dan berolahraga.

Ketangguhan Amalia diuji coba pada keadaan ini, dimana dia harus bersabar diri menghadapi orang-orang diluar dugaan. Meskipun demikian, Amalia tetap menghargai mereka dengan mendengarkan saran-saran dan ramuan yang harus diberikan kepada putranya.

Fokus Amalia pada penyembuhan putra semata wayang, menjadikan dirinya harus memantau kantor dari jarak jauh, meskipun ada gadget tetap saja sinyal menjadi dewa penyelamat yang sangat dibutuhkan saat itu.

Amalia tidak menginginkan sesuatu dipegang oleh orang lain, meskipun partner kerja sendiri. Bukan masalah kepercayaan atau yang lain, tapi integritasnya pada suatu pekerjaan memaksa dia harus bisa memutuskan dengan cermat.

Selama perjalanan “petualangan” berlangsung, pada sosok Amalia ditampilkan sebagai sosok ibu yang mulai membuka hati untuk lebih bisa memahami dan mengenal putranya sendiri. Hilang sudah sifat keras kepala dan obsesif.

Sampai sebuah kejadian membuat Amalia mengubah cara pandang hidup, terlebih terhadap buah hatinya. Kisahnya adalah saat Amalia berada di sebuah hotel tempat ia menginap.

Sebelum check out ia menanyakan alamat yang akan ia tuju kepada resepsionis hotel. Sayangnya, alamat yang dituju dikabarkan tidak lagi praktek, karena tabib yang dimaksud adalah seorang penipu. 

Si resepsionis memberikan alternatif lain, karena si tabib terbilang sakti. Maka Amalia memutuskan untuk mendatangi alamat yang baru saja diberikan.

Perjalanan masih sama seperti sebelumnya, perkampungan yang sepi tapi juga indah karena dikelilingi oleh pepohonan dan area persawahan. 

Mobil yang dikendarai Amalia mendadak mogok, terpaksa ia harus turun dan membetulkannya sendiri. Apa mau dikata, usahanya tidak berhasil, hingga sebuah mobil bak terbuka lewat, sang putra membehentikan mobil bak tersebut.

Singkat cerita, Amalia dan putranya menumpang mobil dan duduk di belakang bersama aneka sayur mayor dan beberapa ekor kambing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun