Mohon tunggu...
Nurhasanah Munir
Nurhasanah Munir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna

I'm a dreamer and wisdom seeker// Ailurophile// write to contemplate

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keutamaan Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah

20 Juli 2016   19:54 Diperbarui: 20 Juli 2016   20:53 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: Dok. Pribadi II Dua orang peserta didik di sebuah PAUD, Jakarta.

Ada banyak keutamaan dan manfaat yang kita dapat bila mengantar anak di hari pertama ia masuk sekolah, diantaranya yaitu menjalin tali persaudaraan antar sesama orang tua murid dan para guru. Posisi sebagai orang tua seyogyanya disadari sebagai seseorang yang membutuhkan bantuan kepada orang lain untuk mendidik dan mengajar anaknya, dan dalam hal ini adalah guru. Begitupun sebaliknya, para guru akan sangat membutuhkan peran orang tua untuk mengetahu informasi perkembangan anak-anak didiknya di rumah dan lingkungan sekitar. Tanpa ada komunikasi yang baik diantara kedua belah pihak, maka mustahil gerakan tersebut akan terus bergerak dengan dengan dinamis. Orang tua dan guru tak ubahnya sebuah teamwork yang saling membutuhkan dan saling melengkapi, sehingga kegiatan belajar-mengajar serta pengembangan anak tidak menemui kendala yang berarti.

Keutamaan lainnya adalah orang tua dapat menanamkan sifat terbuka kepada anak-anak, sehingga mereka tampil dengan percaya diri. Bayangkan saja saat anak-anak dan orang tua yang memasuki pekarangan sekolah, mereka yang masih duduk di TK atau SMP masih banyak yang bersandar manja di bahu atau berpegangan tangan dengan orang tua, saat itulah para orang tua memotivasi anaknya untuk belajar membuka diri dengan menyapa teman-temannya sambil tersenyum dan memberi salam kepada guru-guru. Dengan begitu, anak-anak akan merasakan suasana hati yang nyaman, dan perasaan takut, cemas ataupun gugup akan hilang.

Selama ini masih banyak orang tua maupun guru yang saling acuh terhadap perkembangan anak-anak di rumah dan sekolah. Bersama dengan gerakan mengantar di hari pertama sekolah, maka diharapkan dapat membangun kepedulian antara orang tua dan guru. Orang tua harus memulai kesadaran tersebut, dan gerakan ini menjadi langkah awal dari kepedulian orang tua terhadap anak, pihak sekolah, juga teman-temannya. Dengan demikian sikap peduli akan menghadirkan kepedulian yang lain, sebagaimana yang diharapkan oleh orang tua, para guru juga harus memberikan dan membuktikan dirinya sebagai pendidik yang mampu menjaga amanat orang tua dalam mendidik dan mengajar anak-anak tentang berbagai macam ilmu pengetahuan di sekolah yang megandung nilai-nilai budi pekerti.

Dalam sebuah slogan iklan yang sangat populer beberapa tahun lalu “kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda”, dalam konteks ini saya asumsikan bahwa kata kerja menggoda bisa diartikan menarik, itu artinya kesan pertama dia hari pertama sekolah harus memiliki kesan yang menarik bagi semua pihak, anak-anak, orang tua, dan guru. Dengan adanya kesan yang menarik, maka dipastikan anak akan bersenang hati, orang tua dan guru pun demikian. Jadi, baik orang tua ataupun guru harus berusaha memaksimalkan momen, memperbaiki penampilan pun tidak ada salahnya, asalkan tidak berlebihan. Anak-anak akan bergantung pada suasana yang diciptakn dari orang dewasa yang ada disekitarnya. Saat orang tua dan guru sudah berusaha maksimal, just let it be! Biarkan saja apa yang terjadi setelahnya, respon ataupun tanggapan bernilai sangat relatif, maka orang tua dan guru sebaiknya tetap berlapang hati dan terus berusaha untuk memberikan yang terbaik di kemudian hari.

Para guru tidak perlu merasa malu untuk menjadi pelopor dalam memberikan kenyamanan bagi anak didik, karena salah satu faktor yang dapat menjamin suasana belajar yang kondusif adalah kehadiran dan sikap guru yang menyenangkan, dengan begitu para anak didik bisa mendapatkan tempat belajar yang humanis. Anak-anak didik dapat mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka dengan lebih percaya diri dan terbuka, sehingga mereka tidak mengalami kendala dalam berinteraksi dengan teman-teman atau guru-guru. Menurut Abdullah Munir dalam bukunya Spiritual Teaching,mendidik dengan berlandaskan cinta akan berefek pada bertambahnya kepercayaan masyarakat kepada guru, juga terhadap sekolah.

Kehadiran orang tua yang mengantar anak-anaknya di hari pertama sekolah dapat memberikan efek yang sangat positif pada diri sang guru. Guru akan merasa dianggap sebagai partnerdanteamworkbersama orang tua dalam menjalankan misi bersama, yaitu memenuhi hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Secara tidak langsung, para orang tua memberikan semangat dan dukungan kepada guru yang akan menerima mandat sebagai orang tua kedua bagi anak di lingkungan sekolah.

Jika dilihat dari sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal, guru sebagai pendidik personal dan para orang tua saling bertanggung jawab satu sama lain, karena tugas mendidik adalah kewajiban kolektif. Setidaknya setiap individu harus merasa berkewajiban untuk mengaktualisasikan nilai-nilai luhur pendidikan. Lembaga pendidikan pun tidak hanya di sekolah, lingkungan masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang paling luas.

Setiap gerakan selalu ada yang tidak dapat turut serta. Orang tua yang tidak dapat mengantarkan anaknya di hari pertama sekolah karena berbagai macam hambatan, dari urusan pekerjaan, sampai yang bersifat darurat, seperti menjaga orang tua (kakek/nenek si anak) ke rumah sakit, dan lain sebagainya adalah hal yang patut dimaklumi. Namun, ada kalanya para orang tua meminta bantuan saudaranya yang lain atau tetangga untuk menggantikan posisi tersebut, tentu akan terasa berbeda, tapi segala usaha selalu memiliki nilaiya sendiri.

Bapak Menteri Pendidikan Bapak Anies Baswedan, Ph.D melalui melalui surat edaran yang yang disebarkan oleh Kementrian Pendidikan telah menginstruksikan kepada seluruh instansi pemerintah dan kepala daerah untuk memberikan dispensasi kepada seluruh orang tua baik yang bekerja pada pemerintah maupun swasta dan yang memiliki anak usia sekolah agar bisa mengantar anak-anaknya di hari pertama sekolah. Hal ini bertujuan bahwa pemerintah memiliki perhatian yang besar terhadap tumbuh kembang anak pada masa kini, esok, dan yang akan datang. Pemerintah juga ingin menunjukkan bahwa tanggung jawab pendidikan anak-anak Indonesia akan dipikul bersama.

Untuk menjaga kualitas pendidikan, sekolah, guru, anak didik, dan orang tua adalah seperti mata rantai yang terikat satu sama lain, jika salah satunya terputus maka sistem tersebut dapat menghambat proses dan tujuan pendidikan. Terputus berarti tidak terhubung atau tersambung, sangat minim informasi, tidak ada perkembangan, oleh karena itu yang terlihat adalah bentuk kegagalan komunikasi, karena tidak adanya kepedulian antara satu pihak dengan pihak yang lain. Sesuatu yang memiliki kualitas unggul pasti memerlukan dukungan, apapun bentuknya. Jika sebuah sistem pendidikan pada suatu lembaga pendidikan seperti sekolah didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas (kepala sekolah beserta seluruh jajarannya), secara otomatis sistem pendidikan tersebut akan berkembang dan maju sesuai dengan harapan dan cita-cita.

Berlanjut atau berhenti?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun