Menurut para pakar, kita sudah memasuki era revolusi industri 4.0 ditandai dengan seakan dunia berada dalam genggaman. Hanya dengan sekali klik, makanan dan barang datang. Begitupun hubungan dengan partner bisnis yang berada di belahan benua lain tidak lagi menjadi kendala.
Wait, kok sudah masuk 4.0 saja? Kapan 1.0 sampai 3.0 berlangsung?
Baiklah, mungkin diantara yang membaca artikel ini sudah faham apa itu revolusi industri. Maka izinkan saya me-refresh kembali ingatan kita dan siapa tahu masih ada yang belum memahami.
Apa itu Revolusi Industri 4.0?
Revolusi bermakna perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat, dan perubahan tersebut dapat direncanakan atau tanpa direncanakan. Revolusi industri dimulai saat Eropa mengalami kebutuhan produksi yang meningkat tetapi kekurangan tenaga kerja manusia. Maka, dicarilah cara agar tidak hanya tenaga manusia yang bekerja.
Lewat temuan mesin uap oleh James Watt sekitar tahun 1780-an, dimulailah revolusi industri dari pemakaian tenaga angin (manusia) ke tenaga uap. Saat itu bahkan Eropa bisa mengirim kapal perang dengan waktu yang lebih cepat dibanding sebelumnya. Kabar buruknya bagi kita di negeri Asia dimulailah episode Negara imprealis Eropa menjajah kerajaan di negara Asia dan Afrika. Selain penjajahan, dampak langsung dari revolusi industri adalah pencemaran lingkungan.
Lalu, seiring perkembangan zaman, ditemukanlah sebuah alat produksi massal yaitu tenaga listrik yang menjadi tanda dimulainya revolusi industri 2.0 sekitar tahun 1870-an. Tenaga otot yang sebelumnya terganti dengan tenaga uap, disini terganti dengan tenaga listrik.
Setelah revolusi industri 2.0, manusia masih berperan sangat penting dalam proses produksi berbagai jenis macam barang. Memasuki revolusi industri 3.0, pelan-pelan abad industri berakhir dan abad informasi dimulai ditandai dengan munculnya automatisasi atau robotic, bahasa mudahnya muncul benda bernama komputer. Tapi, jangan bayangkan komputer kecil seperti sekarang, tahun demi tahun mengubah bentuk komputer dari ukuran semula.
Dan kini, tiba kita di masa lebih canggih yaitu revolusi industri 4.0 yang menggabungkan teknologi automatisasi dengan teknologi siber. Hal tersebut mencakup Internet of Things (IoT) dimana internet memiliki peran yang sangat penting di dalamnya. Artinya internet menjadi kebutuhan yang tak terbantahkan.
Kalau diliihat dari sebuah gambar, kira-kira seperti ini gambaran revolusi industri 1.0 hingga 4.0Â Apa itu J&T Express?Â
Industri yang paling berpengaruh terhadap proses revolusi industri 4.0 adalah industri-industri yang terkait dengan teknologi digital. Teknologi adalah support system yang banyak merevolusi tenaga kerja manusia. Dari sini lahir perdagangan elektronik atau yang biasa kita kenal dengan e-commerce ataupun market place.
Perkembangan market place ini tentu membuat jasa logistik ikut melesat. Salah satu perusahaan logistik yang berkembang dengan cepat di era ini adalah J&T express yang didirikan pada tahun 2015 oleh Mr. Jet Lee, mantan CEO OPPO Indonesia beserta Pendiri OPPO internasional Mr. Tony Chen. J&T express mengunakan sistem IT yang termutakhir untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan kepada pelanggan. Pada saat yang sama, J&T express adalah jasa logistik pertama yang mendukung perkembangan bisnis e-commerce dengan menggandeng Shopee, Tokopedia, Bukalapak dan beberapa e-commerce lain.
Hingga kini, dengan usia muda ekspedisi berwarna merah dengan Deddy Combuzer sebagai brand ambassador-nya sudah menghadirkan 2000 drop point yang memadai di setiap titiknya sehingga memberikan kenyamanan bagi pelaku bisnis online untuk menjangkau ke pelosok nusantara.
Setelah kita mengetahui company profile J&T Express, sekarang kita beralih mengenal sepak terjangnya melalui dua sisi, dari segi penjual dan pembeli yang langsung merasakan manfaatnya.
J&T Express Sebagai Sahabat Terbaik Pembeli
Sebelum menulis artikel ini, saya melakukan ‘riset’ kecil-kecilan dengan menanyakan teman-teman saya di sosial media (instagram dan whatsapp story) pertanyaan yang saya ajukan adalah "sering belanja di market place mana?" Pertanyaan kedua adalah kurir apa yang dipilih? Rata-rata jawabannya adalah market place orange dan pengiriman via si merah yaitu J&T express. Jika disimpulkan, maka kelebihan J&T Express menurut pembeli adalah
- Ekspedisi pertama yang memberlakukan COD
Saya kembali bertanya, kenapa memilih itu? Ternyata saat itu J&T Express yang bisa menggunakan COD, sistem pembayaran paling mudah tanpa repot ke ATM. Memilih via minimarket pun terkadang mengalami gangguan.
Dedy Combuzer menjelaskan bahwa bapak ini sudah lama menjadi sprinter khusus COD dan belum pernah sekalipun menilap uang konsumen dalam menjalankan tugasnya. Saya menangis haru saat itu, artinya pihak J&T Express menghargai dedikasi para karyawannya sekalipun hanya seorang kurir.
- Sering ada promo gratis ongkir
Wanita mana sih yang tidak membandingkan harga ketika berbelanja walau hanya seribu rupiah? Apalagi kalau masalah ongkir, beda seratus perak juga milih yang lebih murah. Apalagi mendapat promo gratis ongkir? Merasa mendapatkan durian runtuh kali ya. Seperti yang saya paparkan pada bagian company profile, karena J&T Express yang pertama menggandeng market place maka kerjasama gratis ongkir biasanya selalu menggunakan jasa logistik satu ini.
- Pelayanan cepat, ramah dan sepanjang waktu
Sebagai pembeli barang online, apa sih yang kita harapkan ketika selesai berbelanja? tentu saja ingin segera melihat barang. Maka kecepatan satu ekspedisi tentu menjadi salah satu faktor dalam memilih jasa logistik. J&T Express menjawab tantangan 'pengiriman yang cepat'. Ada juga yang menjawab seperti di gambar.Â
Yang paling mengagetkan dari semua ialah tidak ada hari libur bagi J&T, paket kita tetap akan dianterkan ke rumah walau hari minggu. Pengalaman pribadi paling diingat adalah jangkauan pengantaran J&T yang luas hingga kabupaten dan mepet hari raya. Saya ingat sekitar tahun 2017 di akhir ramadhan, saya masih bisa menerima paket coklat krikil import dari Mesir yang dijual teman saya. Betapa bahagianya, karena biasanya pengiriman akan tertolak menjelang H-3 lebaran apalagi rumah orangtua terletak di kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
J&T Express sebagai rekan terbaik Online Shop
Perusahaan logistik tentu menjadi rekan utama para pedagang daring. Kalau dahulu, pembeli datang menghampiri penjual, zaman ini, melalui gawai, barang bisa menghampiri dengan bantuan jasa logistik tadi.Â
Dahulu, kita mungkin tidak pernah mengira ada toko tanpa kasir, beli barang tanpa memegang hanya melihat gambarnya.
Setelah mengetahui apa arti J&T Express bagi para konsumen, kita akan membahas dari sisi penjual. Berikut ini akan saya ceritakan beberapa pengalaman teman yang memanfaatkan market place dalam usaha yang digelutinya.
Sebagai penjual di salah satu platform yang bekerja sama dengan J&T Express, Mardan merasa sangat terbantu dengan adanya COD yang sering dipilih oleh ibu-ibu yang tidak menggunakan m-banking dan susah keluar rumah untuk membayar belanjaan. Walau begitu, tetap saja sistem COD memiliki kekurangan yaitu sedikit merepotkan kurir dan penjual saat barang sampai tapi pembeli tidak sedang di tempat. Misal menjual makanan atau buah yang cepat membusuk, maka penjual akan mengalami kerugian. Semoga para pembeli tidak ada yang bersikap seenaknya ya.
Dalam dunia logistik, J&T Express adalah pemain baru yang hadir di era revolusi industri. Namun dengan memanfaatkan teknologi, dalam jangka waktu 3 tahun sudah menjadi logistik milenial yang banyak digunakan. Salah satu yang membuat J&T Express banyak digunakan adalah barang cepat sampai.
Ternyata ada rahasianya kawan, J&T Express adalah ekpedisi yang memiliki teknologi sortir barang otomatis sejak Desember 2018. Dilansir dari Kontan.co.id bahwa J&T Express mampu menyortir paket sebanyak 30.000 paket setiap jam dan penyortiran ke 180 destinasi dalam satu putaran di pusat operasional di Rawa Bokor, Tangerang.
Wow! Mengetahui hal ini pantaslah jika J&T mampu mengirim ribuan paket dalam sehari dan bertambah ketika harbolnas tiba. Hal ini terjadi karena pemanfaatan teknologi di era industry 4.0.
Setidaknya ada empat prinsip rancangan dalam Revolusi Industri 4.0 yang membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengimplementasikan dalam era ini
- Interoperabilitas : kemampuan mesin, perangkat, sensor dan manusia untuk berhubungan dengan satu sama lain lewat Internet of Things (IoT) atau Internet of People (IoP)
- Transparansi informasi : Kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan dunia fisik secara virtual.
- Bantuan teknis : kemampuan sistem yang mengumpulkan dan membuat visualisasi informasi.
- Keputusan mandiri: Kemampuan sistem siber-fisik untuk membuat keputusan sendiri dan melakukan tugas semandiri mungkin.
Jika kita kaitkan prinsip pertama hingga keempat, J&T Express sudah melakukan kesemuanya. Prinsip pertama adalah pemanfaatan website untuk kebutuhan pengirim. Kedua tracking system dimana memungkinkan kita untuk memantau dimana posisi barang kita. Ketiga adalah CS, FAQÂ dll yang berhubungan dengan customer. Prinsip terakhir adanya mesin otomatis penyortiran barang milik J&T Express.
Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari pemain baru ini? Bahwa sudah saatnya kita mengikuti arus perubahan industri 4.0 untuk lebih melek teknologi. Terimakasih J&T Express atas inspirasi express your online business.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H