Mohon tunggu...
una anshari
una anshari Mohon Tunggu... Freelancer - Melihat, Merasakan, Menulis dan Membagikan

Traveller yang selalu berharap dapat mengambil hikmah dalam perjalanan untuk ditulis dan disharekan. Berbagi itu indah :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untukmu, Wahai Wanita yang Telah Melahirkanku

20 April 2019   21:23 Diperbarui: 20 April 2019   21:34 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka mengatakan,

Kapan mau nikah? umur sudah cukup.

Kapan? Tau enggak kalau semua yang kita lakuin sebagai istri nantinya adalah sebuah ibadah yang pahalanya besar sekali.

Mau tunggu sampai kapan? Sampe anakku sudah lima, ini aku udah tiga loh.

.

Wahai Ibu,
Rasanya pengen sekali mengatakan untuk apa aku mengejar surga sebagai istri, jika di rumah ini, mengurusmu dengan ikhlas aku dijanjikan masuk surga dari pintu mana saja yang ku mau.

Ahh ibu,
Mereka tidak tahu bahwa menjadi istri, tanggung jawab sudah berpindah dari ayah ke suami. Lalu bagaimana kalau dia nanti 'memaksaku' meninggalkanmu?

Ahhhh,
Apa mereka tidak tahu, kalau mengurus engkau sekarang layaknya seperti bayi, berat hati meninggalkan kalau nanti aku harus mengikuti imamku.

Duhai wanita terkasih,
Tidak usah engkau bersedih setiap kali temenku memberi kabar gembira mengenai pernikahannya, 

Seketika engkau berpikir, kapan bungsumu menikah?

 Aku faham kesedihan mu yang seolah mengatakan "karena aku, anakku belum menikah"

Lalu ketika kunyanyikan lagu

Karena ku selow
Sungguh selow
Tetap selow
Santai santai jodoh nggak akan kemana

Kau tertawa sekejap untuk kemudian kau menunduk sedih setelahnya.
Aku faham kekhawatiranmu.

Untuk itu, mari kita berdoa bersama.
Untuk kebaikanmu.
Untuk kebaikanku.
Karena Allah Ta'ala nggak pernah tidur.

Akan ada hari yang indah, waktu yang tepat, orang pilihanNya akan datang memintaku kepadamu.
Ini bukan soal kecantikan, kesholihan, atau apapun.

Ini hanya tentang kesiapan. Allah yang tahu kapan sebenarnya kesiapan itu hadir di dalam hati.


Jangan khawatir!

With love,
Bungsumu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun