Mereka mengatakan,
Kapan mau nikah? umur sudah cukup.
Kapan? Tau enggak kalau semua yang kita lakuin sebagai istri nantinya adalah sebuah ibadah yang pahalanya besar sekali.
Mau tunggu sampai kapan? Sampe anakku sudah lima, ini aku udah tiga loh.
.
Wahai Ibu,
Rasanya pengen sekali mengatakan untuk apa aku mengejar surga sebagai istri, jika di rumah ini, mengurusmu dengan ikhlas aku dijanjikan masuk surga dari pintu mana saja yang ku mau.
Ahh ibu,
Mereka tidak tahu bahwa menjadi istri, tanggung jawab sudah berpindah dari ayah ke suami. Lalu bagaimana kalau dia nanti 'memaksaku' meninggalkanmu?
Ahhhh,
Apa mereka tidak tahu, kalau mengurus engkau sekarang layaknya seperti bayi, berat hati meninggalkan kalau nanti aku harus mengikuti imamku.
Duhai wanita terkasih,
Tidak usah engkau bersedih setiap kali temenku memberi kabar gembira mengenai pernikahannya,Â
Seketika engkau berpikir, kapan bungsumu menikah?
 Aku faham kesedihan mu yang seolah mengatakan "karena aku, anakku belum menikah"
Lalu ketika kunyanyikan lagu
Karena ku selow
Sungguh selow
Tetap selow
Santai santai jodoh nggak akan kemana
Kau tertawa sekejap untuk kemudian kau menunduk sedih setelahnya.
Aku faham kekhawatiranmu.
Untuk itu, mari kita berdoa bersama.
Untuk kebaikanmu.
Untuk kebaikanku.
Karena Allah Ta'ala nggak pernah tidur.
Akan ada hari yang indah, waktu yang tepat, orang pilihanNya akan datang memintaku kepadamu.
Ini bukan soal kecantikan, kesholihan, atau apapun.
Ini hanya tentang kesiapan. Allah yang tahu kapan sebenarnya kesiapan itu hadir di dalam hati.
Jangan khawatir!
With love,
Bungsumu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H