Tantangan Generasi Z yang dimanjakan oleh Teknologi
Perkembangan teknologi menyebabkan perubahan sistem layanan baik marketing ataupun pendidikan. Teknologi memanjakan manusia dengan segala kemudahannya.
Manusia yang dahulu untuk berkirim kabar lintas negara butuh waktu berhari-hari, kini tinggal digagdet saja bisa berkirim kabar dalam waktu satu detik.
Kemudahan transaksi dalam belanja difasilitasi oleh teknologi dengan hadirnya smartphone. Manusia dapat melakukan transaski jual beli dimana saja, kapan saja dan lintas negara. Generasi Z yang lahir pada tahun 1997 sampai 2000an lahir disaat teknologi memudahkan segala hal.Â
Hasil sensus penduduk tahun 2020, jumlah generasi gen Z mencapai sekitar 75, 49 juta jiwa atau setara 27,94 persen daru total seluruh penduduk Indonesia.
Sementara jumlah generasi milenal sebanyak 69.38 juta atau 25.87 persen. Beberapa karakteristik generasi Z sebagai berikut:
1. Melek teknologi
2. Kreatif
3. Menerima perbedaan
4. Â Peduli terhadap sesama
5. Senang berekspresi
Kelemahan generasi Z meliputi:
1. Fearing of Missing Out (FOMO) alias mudah ikut-ikutan trend.
2.Mudah cemas dan stress
3. Mudah mengeluh dan self proclaimed. Â
Mengenal Self Service secara Singkat
Generasi Z dikenal sebagai generasi manja, lembek dan tidak tahan banting, sehingga perlu diberikan pola asuh self service.
Self service merupakan kondisi klinis untuk seseorang bersedia melakukan tindakan atau aktivitas tanpa menyuruh atau meminta bantuan orang lain.Â
Contoh real self service adalah mencoba membiasakan membereskan peralatan makan dan meja makan diusahakan rapi saat berada ditempat makan umum, meskipun ada waitress yang bekerja.
Self service akan bisa ditanamkan pada anak-anak mulai usia prasekolah dengan cara meminta anak membereskan mainannya setelah selesai main.
Self service juga berlaku saat kita memakai fasilitas ibadah seperti mukena dan sajadah hendaknya merapikannya kembali setelah memakai.Â
Beberapa bisnis seperti perbankan sebut saja bank mandiri dan bank bca mereka telah menerapkan self service untuk layanan sertor tunai, dan penggantian kartu atm bagi nasabahnya.
Tahap Perkembangan Anak
Sebelum membahas tentang self service, mari kita pahami secara singkat tahap perkembangan anak menurut piaget:
1. Tahap Sensorimotor (18-24 bulan)
 Selama periode ini, bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia dengan koordinasi pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik (menggapai, menyentuh).
Perkembangan utama selama tahap sensorimotor adalah pemahaman bahwa ada objek dan peristiwa terjadi di dunia secara alami dari tindakannya sendiri.
Misalnya, saat anak diberikan botol susu maka ia akan memegang dan mengenyot karena ia sudah paham bahwa botol tersebut berisi minuman susu yang membuat bayi kenyang dan enak.
2. Tahap Praoperasional(2-7 tahun)
Selama periode ini,nak berpikir pada tingkat simbolik tapi belum menggunakan operasi kognitif.
Artinya, anak tidak bisa menggunakan logika atau mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran.Â
3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Tahap ini, anak mulai berpikir logis dan terorganisir tapi pada objek fisik
4. Tahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas)
Tahap ini anak berfikir abstrak dan menguangkan ide kreatifnya menjadi gagasan nyata.
Faktor yang Berpengaruh dalam Tahap Perkembangan Anak
Untuk menanamkan self service, kita harus memahami faktor tahap perkembangan anak sebagai berikut:
1. Faktor Nature
Nature merupakan faktor biologi berupa genetik yang akan berpengaruh terhadap sifat dan watak seseorang.
Faktor bawaan digagas para pengikut teori nativisme yang memandang anak berkembang sesuai dengan potensi bawaannya.
Kant menyatakan manusia dilahirkan dalam keadaan baik. Sumber kebaikan dalam diri manusia tidak diperoleh dari luar, melainkan dari dalam diri yang secara alami telah diberikan Tuhan kepada manusia.
Menurutnya perbuatan bermoral berakar pada kebebasan manusia dalam berbuat dan perbuatan itu terjadi secara otomatis sesuai dengan prinsip-prinsip moral yang rasional.Â
2. Faktor Nurture merupakan faktor lingkungan dimana seseorang mulai berkembang
Lingkungan membentuk jiwa anak-anak melalui proses asiosiasi (dua gagasan selalu muncul bersama-sama), repetisi (melakukan sesuatu berkali-kali), imitasi (peniruan), dan reward and punishment (penghargaan dan hukuman).
Sebagai orang tua pastinya, ingin melihat tumbuh kembang anak  yang optimal, baik pertumbuhan secara fisik dan perkembangan secara mental.
Kemandirian perlu ditanamkan pada anak sejak dini, karena sebagai orang tua Anda harus sadar, bahwa tidak akan selalu ada untuk anak.
Saat anak sudah dewasa, kita sebagai orangtua bisa tenang melepas anak karena sudah terdidik mandiri dari kecil. Ajaran self service bisa dimulai dari usia 2-3 tahun, misalnya dengan minum dengan gelas sendiri, memegang sendok dan menyuapkan makanan kedalam mulut sendiri meskipun risikonya pemberian makan dan minum akan berlangsung lebih lama dan berantak di rumah.
Usia 3-4 tahun mengajarkan anak memakai baju sendiri dan membuka bungkus makanan sendiri.
Usia 5-6tahun anak diajarkan cara mengikat sepatu dan diberikan tanggungjawab untuk merapikan mainan selesai bermain.
Usia 6-7 tahun anak dibiasakan mengetuk pintu dan mengucapkan salam sebelum masuk ke dalam ruangan. Anak juga ditanamkan untuk mengucapkan 3M yaitu makasih, maaf dan minta tolong.Â
Pentingnya Self Service Bagi Anak?
Tidak hanya kemandirian, namun anak secara kognitif dan emosional juga berkembang. Membiasakan self service pada anak bermanfaat karena anak akan lebih cenderung untuk belajar secara mandiri, memahami dan mencerna pembelajaran dengan baik.Â
Beberapa manfaat self service bagi anak
1. Mendidik anak lebih mandiri. Membiasakan self service sedini mungkin akan menumbuhkan kemandirian anak
2. Mendidik anak bertanggung jawab. Anak akan lebih paham antara waktu bermain, belajar dan sekolah sehingga terpupuk rasa tanggung jawab dan disiplin
3. Anak menjadi lebih percaya diri. Self service akan membekali ketrampilan hidup dasar seorang anak sehingga ia akan lebih percaya diri saat bermasyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H