Mohon tunggu...
Tri Ratnawati dr
Tri Ratnawati dr Mohon Tunggu... Dokter - Dokter umum

Menulis, memasak

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Resep Cerdas General Practitioner dalam Mengelola Finansial

18 Juli 2023   09:07 Diperbarui: 5 Agustus 2023   08:50 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       

Dokter merupakan pekerjaan yang menurut pandangan masyarakat memiliki income yang besar, meskipun tidak selalu demikian. Pendapatan berapapun nominalnya jika tidak diimbangi dengan pengelolaan uang secara baik, maka tidak akan pernah tercapai finansial independen apalagi freedom finansial.  Berdasarkan ulasan opisi dalam Media Indonesia menyebutkan bahwa lebih dari 25% dokter umum memperoleh gaji diatas 3 juta dan tidak lebih dari 90% tidak memperoleh gaji diatas 12.5juta perbulan.

Setiap orang termasuk dokter umum juga menginginkan finansial independe ataupun freedom finansial. Menurut investopedia freedom finansial adalah suatu pencapaian ketika seseorang memiliki tabungan, investasi dan uang tunai yang cukup untuk menjalankan gaya hidup sesuai keinginannya dan keluarganya.Untuk mencapai freedom finansial penulis memiliki beberapa tips yang  dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Membangun komunikasi keuangan dengan keluarga

Banyak di antara kita termasuk dokter merasa canggung saat membicarakan uang kepada keluarga. Padahal diskusi terbuka atau ngobrol santai tentang uang kepada keluarga termasuk pasangan itu perlu, karena kita jadi tahu tujuan  keuangan yang diraih. Membicarakan uang kepada keluarga juga perlu sehingga terhapus stigma bahwa seorang dokter memiliki uang yang banyak, membangun wawasan bahwa pengelolaan uang dalam keluarga itu penting. Fondasi keluarga yang terbuka dalam keuangan akan mempercepat pencapaian terhadap tujuan keuangan dan menghapus rute sandwich generation. Momok finansial yang mendarah daging di Indonesia adalah sandwich generation.  

Sandwich generation merupakan kondisi dimana seseorang memiliki peran ganda dalam urusan keuangan karena harus membiaya anak, orang tua dan dirinya sendiri. Beban yang harus ditanggung oleh seorang sandwich generation adalah mereka harus bekerja ekstra sehingga memiliki waktu luang yang lebih sedikit sehingga risiko untuk terganggu kesehatan secara fisik maupun mental. Sandwich generation tidak hanya dialami oleh orang awam tetapi juga kaum dokter, karena saat pendidikan preklinik dan pendidikan profesi telah menghabiskan banyak uang sehingga muncul kencederungan harus membalas budi terhadap keluarganya.

Beberapa konsekuensi yang akan dialami oleh dokter yang menjadi sandwich generation meliputi:

  • Mengalami burnout fisik dan mental sehingga menurunkan kinerja sebagai dokter
  • Kecenderungan dihantui rasa bersalah karena gagal memenuhui kebutuhan keluarga
  • Muncul kecemasan karena khawatir tidak mampu membiayai kehidupannya sendiri dan orangtuanya
  • Rentan timbul masalah psikiatri seperti kecemasan, panik dan depresi karena sedikitnya waktu yang dokter punya untuk melakukan hobi, jalan-jalan maupun perawatan diri

2. Tahu Posisi Keuangan

Rutin lakukan finansial check up untuk mengetahui posisi aset dan kewajiban yang harus di tunaikan keluarga saat waktu tertentu. finansial check up akan membantu kita sebagai dokter untuk mengevaluasi kemana saja alokasi pos-pos keuangan yang dikeluarkan dan berapa jumlah penghasilan yang berhasil disisihkan untuk masa depan.

3. Membuat Bugeting keuangan bulanan secara tepat

Banyak sekali metode bugeting keuangan, namun analisa penulis dalam beberapa artikel metode ZAPFIN yang dikenalkan oleh prita ghozie bisa diaplikasikan bagi dokter.  Zapfinance mengenalkan gajian PAZ (Pakai alokasi Zapfinance), dimana ZAPFIN mengalokasikan 60% dari pendapatan untuk biaya hidup bulanan dan cicilan, 10% pertama dari penghasilan untuk investasi masa depan, 10% selanjutnya untuk gaya hidup dan hiburan, 5% pertama untuk menghimpun dana darurat, 5% kedua untuk zakat, sedekah dan sosial, 5% ketiga untuk premi asuransi, dan 5% terakhir untuk nabung pembelian besar.

@Zapfinance Instagram
@Zapfinance Instagram

4.  Memiliki tujuan finansial yang jelas dan terukur

Banyak di antara dokter umum ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang spesialis namun terkendala biaya, inilah manfaat saat kita sebagai dokter sudah jauh-jauh hari melakukan bugeting dan kenal instrumen investasi. Dalam dunia medis dikenal istilah time is muscle, dimana semakin cepat seorang dokter menegakan diagnosa acute coronarry syndrome maka kerusakan otot jantung juga minimal. Begitupula dalam finansial, semakin awal dokter mengenal jenis-jenis investasi maka kemungkinan return yang diperoleh maka akan semakin besar.

Instrumen investasi yang paling dikenal oleh seorang dokter biasanya adalah deposito perbankan, padahal return yang diperolah hanya sedikit dan tidak mampu mengalahkan laju inflasi perekonomian. Deposito memang memiliki risiko gagal bayar yang lebih kecil dibandingkan reksadana, p2p landing maupun saham, namun sebaiknya para dokter setelah membaca ulasan saya, alangkah baiknya mulai berkenalan dengan aset investasi yang dijamin oleh negara yaitu Surat Berharga Negara (SUN). Kecanggihan dan perkembangan teknologi memudahkan kita untuk investasi SBN tanpa harus ke bank, karena kita bisa melakukan pembeliannya melalui mitradistrusi selain bank seperti APERD tertentu.

5. Memastikan memiliki proteksi keuangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun