Kuliah Online, efektifkah?
Tidak sedikit dari kita yang terdampak akibat merebaknya wabah Covid-19. Dalam pendidikan, Covid-19 telah membuat ambyar sistem pendidikan kita, termasuk dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Bahkan Seluruh pendidikan dari jenjang dasar hingga perguruan tinggi dinonaktifkan alias tanpa tatap muka dan harus menggunakan media daring.
Untuk mengambil jalan alternatif agar KBM tetap berjalan maka Kemendikbud mengeluarkan surat Edaran nomor 3 tahun 2020 tentang pencegahan Covid-19, agar proses belajar dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.Â
Interaksi tatap muka yang sebelumnya dilakukan di dalam kelas digantikan dengan interaksi online. Karna pada zaman 4.0 generasi muda harus 'melek' akan teknologi, dengan instruksi seperti ini adalah pilihan jalan dari pemerintah demi keselamatan masyarakat. Dengan itu pihak sekolah langsung melaksanakan instruksi tersebut.
Masyarakat perguruan tinggi pun menggelar perkuliahan secara online. Kuliah online merupakan suatu kegiatan belajar mahasiswa dengan dosen melalui perantara dalam jaringan (Daring) seperti aplikasi Zoom, Google meet, Whatts App.Â
KBM ini mungkin tak jauh beda dengan jenjang Sd, SMP, SMA. Namun beda hal nya mahasiwa harus lebih 'melek' akan teknologi informasi dan komunikasi, dengan itu pembelajaran secara online dengan aplikasi video conference dll, itu lebih di padatkan  untuk mahasiswa. Dan pastinya kuliah online mendapatkan pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat bahwasannya kuliah online akan dapat banyak dampak buruknya.
Kuliah online yang bertujuan mencegah dari penyebaran pandemi Covid-19 mungkin ada bagian dampak buruknya sehingga mahasiswa merasakan terbebani kuliah dalam jaringan.Â
Seperti hal nya mahasiswa terhambat dengan akses internet yang terbatas yang mana disebabkan oleh pekarangan tempat tinggal mereka di perkampungan atau jauh dari jaringan sinyal, walaupun mayoritas mahasiswa mudah dalam meng akses internet namun ini tetap menjadi permasalahan dalam Pendidikan di Indonesia
Selain terbatasnya akses internet, dalam finansial pun mahasiswa merasa terbebani dalam membeli paket internet/ data internet. Sehingga tidak sepenuhnya mahasiswa mengikuti kuliah online ketika mahasiswa tidak bisa menjangkau dalam ekonomi.Â
Mengutip dari kompas.com bahwasanya Direktorat Jendral Pendidikan (Ditjen) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggandeng provider telekomunikasi menyediakan akses gratis pembelajaran dalam jaringan bagi mahasiswa. Untuk itu, beberapa provider seperti Telkomsel dan Xl telah bekerja sama dengan Ditjen Dikti untuk memberikan akses gratis melalui IP khusus Perguruan Tinggi
Selain dari segi ekonomi pun ada dampak buruk dari kuliah online yaitu dalam komunikatif, dalam hal ini sangatlah penting karena dengan adanya komunikasi yang baik maka hasil yang di dapatkan dalam pembicaraan pun menjadi baik untuk perkuliahan tatap muka dalam komunikasi antara dosen dengan mahasiswa atau mahasiswa satu dengan yang lainnya cenderung lebih bagus sedangkan kuliah online sedikit lebih rumit jika menggunakan via chat seperti dalam aplikasi Whatts App, ketika pesan apa yang diketik belum tentu sampai kepada yang membacanya (maksud dari pesan tersebut, nada yang biasa digunakan, pengucapan) sehingga kuliah online lebih sering mengakibatkan miskomunikasi antar pengirim dan penerimanya.
Akan tetapi sistem kuliah online ini tak selamanya berdampak buruk. Sebagaimana perkara lain, selain menimbulkan risk (resiko) pasti ada benefit nya (manfaat), lalu apa saja ulasannya? Pertama, kuliah online lebih fleksibel waktu dan tempat. Saat kuliah online bisa di akses di tempat yang paling nyaman yaitu di rumah, dengan begitu hemat bensin kendaraan dan energi, dan tentunya ketika kuliah online sedang berlangsung bisa dilakukan secara bersamaan dengan diskusi online organisasi.
Kedua, kuliah online menambah banyak literasi. Tak jarang pada sistem perkuliahan online ini, dosen memberikan materi perkuliahan yang harus dibaca oleh mahasiswa. Mungkin sebelumnya di perkuliahan di dalam kelas, mahasiswa hanya mengandalkan sistem ceramah dosen atau ketika teman sedang presentasi, bahkan terkadang ada yang tertidur  ketika perkuliahan sedang berlangsung di dalam kelas, apakah betul? Tapi dengan sistem kuliah online sering kali dosen menyuguhkan tugas untuk materi perkuliahan. Oleh sebab itu mahasiswa mau tidak mau harus membaca materi dan mencari referensi sendiri.
Ketiga, banyak kesempatan untuk berkarya. Beberapa mahasiswa mungkin memiliki bakat dan hobi yang berbeda-beda. Seperti menyanyi, melukis, menulis, bermusik, dengan ini mahasiswa bisa mengisi waktu luang untuk berkarya. Karna mungkin ketika perkuliahan online dengan tatap muka akan lebih sulit untuk mengambil hal seperti ini. Keempat, lebih banyak waktu dengan keluarga. Dengan perkuliahan diberlakukan secara jarak jauh, akan banyak family time, dalam waktu ini tentu sangatlah banyak kesempatan yang harus dimanafaatkan.
Dari paparan diatas bahwasannya memang kuliah online dinilai kurang efektif , karna pada hakikatnya fasilitas yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat tentu terbatas untuk di akses. Namun dalam setiap perkara tak selamanya isi seluruh sisitem kuliah online berdampak buruk. Selalu pasti ada sisi positif nya ada minus tentu ada plus nya. Yang mana kuliah online dalam jaringan tidak bisa dihindari. Selagi itu ada manfaat maka taka da salahnya untuk tetap di jalankan dan terus berdoa agar wabah ini segera berlalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H