Mohon tunggu...
UMU NISARISTIANA
UMU NISARISTIANA Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

umunisaristiana26@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Anak "Nakal" Banyak yang Sukses?

27 Juli 2021   10:30 Diperbarui: 27 Juli 2021   11:02 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pertanyaan ini muncul setelah saya mengamati lingkungan pertemanan saya, dimana teman saya yang jaman SD/SMP/SMA terkenal nakal justru saat ini lebih sukses daripada teman saya yang dulunya penurut dan juara kelas. Yang saya sebut sebagai anak nakal disini adalah anak yang sering di hukum oleh guru sebab berbuat onar di lingkungan sekolah, membully teman (mengejek, meminta uang secara paksa) dan nilai akademik tidak sesuai standar.

Setelah saya amati paling tidak ada dua alasan mengapa mereka banyak yang sukses;

  • Karena kebanyakan anak nakal mengeksplor banyak hal (tidak ada pantangan dan larangan). Mereka cenderung hanya mengikuti ego dan keinginan sendiri, tidak mendengarkan larangan dan memahami batasan orang lain. Hal ini membuat mereka memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman yang didapat melalui learning by doing. Pembelajaran melalui learning by doing lebih memiliki banyak manfaat daripada konsep pembelajaran lainnya, sebab  konsep ini meliputi keseluruhan audio, visual dan kinestetik dari si anak. Jika si anak nakal ini  mampu mengambil inti pelajaran dari proses learning by doing ini kemungkinan besar lebih banyak pembelajaran yang didapat daripada anak yang penurut dan juara kelas.
  • Tidak memiliki banyak pilihan dan kesempatan. Ada dua dampak perilaku anak nakal; Pertama labelling oleh lingkungan sekitar. Kedua, nilai akademik yang tidak memuaskan. Adanya labelling terhadap anak nakal membuat kesempatan mereka untuk berkembang lebih sempit sebab tidak dipungkiri labelling ini membuat orang lain akan berpikir dua kali untuk memberikan kepercayaan dan tanggung jawab baru kepada si anak. Sedangkan dampak kedua yaitu nilai akademik yang tidak memuaskan mempersempit pilihan masa depan anak yang bersangkutan dalam hal administrasi akademik. Kesadaran tentang dua hal ini akan membuat sia anak berusaha dua kali lebih keras daripada anak yang penurut dan juara kelas. Sebab mereka tidak memiliki pilihan lain selain mengandalkan kerja keras terlebih jika mereka berasal dari keluarga tidak mampu secara finansial dan koneksi.

Ada satu hal yang patut digarisbawahi bahwa anak nakal akan sukses jika ia menyadari situasi dan kondisinya terhadap dua hal tersebut. Sadar diri inilah yang membutuhkan banyak waktu untuk dimiliki dan tidak banyak anak nakal yang diberikan kesempatan untuk sadar diri sedini mungkin. 

Inilah yang membuat fenomena ada anak nakal yang sukses dan ada pula anak nakal yang akhirnya harus menjadi beban keluarga, masyarakat dan Negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun