Dalam hal ini perguruan tinggi ini memiliki warna dan amanah yang luar biasa untuk kemajuan bangsa. Namun, dulu negara Barat belajar ke negara-negara Islam, akan tetapi tiba-tiba kita tidak belajar ke negara-negara Islam, tetapi ke negara-negara di Barat.
"Apa yang perlu diperbaiki, apa yang keliru? Apa yang harus menjadi perhatian kita?," tanyanya. Dia menjawabnya bahwa itu adalah karakter ilmu.
JK juga menyebut dalam pendidikan ada liberal education dan illiberal education. Negara-negara berkembang yang ingin menjadi negara maju tetap mengupayakan kemajuan dengan pendidikan dengan dasar disiplin.
Kemudian dia mengajak Indonesia untuk belajar pada negara-negara yang cepat maju seperti pada Cina dan Jepang yang berkarakter disiplin. Dia juga menekankan bahwa karakter itu bisa dididik seperti di Jepang yang dididik disiplin sejak kecil.
Selain itu, dalam transfer ilmu juga diberikan semangat untuk maju dan berkembang, karena itu adalah yang menjadi bagian dari pendidikan dan pengajaran.
Mantan Wakil Presiden Indonesia itu juga mengatakan, sumber daya manusia yang dikembangkan adalah tugas pendidikan, yakni dengan menyusun pola kurikulum yang baik sehingga ilmu pengetahuan mempunyai karakter atau diajarkan karakter keilmuan.
"Dan selalu negara-negara yang maju, selalu yang pertama disiplin. Dan selalu ada penilaian, jangan lah seperti sekarang semua naik kelas," ungkapnya.
Di akhir orasinya, JK menyatakan bahwa pendidikan itu adalah investasi, bukan biaya. Orang tua bukan biaya anak itu, tetapi investasi untuk keluarga tersebut di masa depan, dan pendidikan menjadi investasi bangsa untuk masa depan. (Maysali/Humas)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H