"Niatnya nggak mau lanjut silat lagi, mau istirahat karena ya nggak ada bapak, kayak semangatnya hilang gitu. Namun kemudian diingatkan oleh Ibunya untuk tetap mengikuti pelatihan yang diadakan di Semarang seperti pesan Sang Ayah untuk tetap mengikuti silat," kata Maaliki.
Kemudian selang beberapa waktu, dia mendapatkan tawaran dari Nur Subekti, S.Pd., M.Or yang merupakan dosen di Pendidikan Jasmani UMS untuk mendaftar saja ke UMS melalui seleksi jalur beasiswa prestasi. Kemudian Maaliki merespon hal tersebut dan mendaftarkan diri hingga akhirnya lolos seleksi beasiswa.
"Akhirnya keputusan nih daftar kuliah di ums soalnya kan di ums juga silatnya juga didukung terus apa juga alatnya juga tak mumpuni lah kayak bagus gitu lah, rekomendasi juga di UMS," jelasnya.
Dia berharap, setelah memenangkan medali emas dia bisa lolos pada seleksi Nasional Timnas Pencak Silat. Selain itu, setelah menjadi mahasiswa UMS, dia ingin bisa semakin berprestasi lagi.
"Saya selalu mengingat sebuah pesan yang kemudian menjadi motto hidupnya. Seorang juara itu mencari solusi, tapi seorang pecundang pasti mencari alasan," ungkapnya.
Menurutnya, seorang juara itu mencari solusi dilakukan dengan menjalani latihan tambahan, tetapi jika seorang pecundang pasti mencari alasan dengan seperti bertingkah malas-malasan. (Maysali/Humas)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H