Selain menerangkan tentang manfaat puasa dalam autophagi, dia juga menerangkan manfaat puasa dalam proses detoksifikasi dari sisa racun metabolik di dalam tubuh yang harus dikeluarkan.
Dia memberikan contoh melalui hasil riset berkaitan dengan kondisi fungsi ginjal seseorang ketika melakukan puasa Ramadan. Dalam minggu pertama dan kedua, fungsi ginjal terpantau belum membaik, namun ketika memasuki minggu ketiga dan seterusnya, kondisi ginjal menjadi lebih baik sebelum saat mengikuti puasa Ramadan.
"Kalau ingin puasa itu bermanfaat sehat, puasa lah dengan dosisnya Allah," pesannya.
Melalui penjelasan kasus tersebut, ketika memasuki hari ke 21, kondisi ginjal mulai membaik. Di sisi lain, pada literatur lain menyebutkan bahwa puasa akan berfungsi proses detoksnya dengan bagus jika puasa dilakukan minimal 21 hari dan bisa mencapai 40 hari.
Maka jika dalam ajaran Islam, dengan berpuasa 30 hari Ramadan dan ditambah dengan 6 puasa Syawal, akan membantu proses detoks di dalam tubuh.
Rektor UMS Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan atas nama civitas akademika, mengungkapkan terima kasih kepada Agus Taufiqurrahman yang sudah menyemarakkan GKR.
 Dia juga berpesan kepada mahasiswanya untuk gunakan momentum kegiatan-kegiatan yang telah dirancang panitia bisa untuk tolabul ilmi dan menjadi salah satu langkah untuk beradaptasi.
"Dan tentu semua yang kita lakukan itu di samping kita tholabul 'ilmi, tetapi juga sekaligus adik-adik mahasiswa yang masih di semester dua akan mengalami transisi dari kebiasaan-kebiasaan yang ada di rumah masing-masing, maka setelah masuk di kampus tentu tidak hanya sekedar mandiri tapi juga sekaligus harus menyesuaikan-beradaptasi," ungkap Sofyan Anif.
Karena di kampus itu, tambahnya, menggunakan pendekatan akademik dalam menjelaskan berbagai hal. (Maysali/Humas)