Mohon tunggu...
Berita UMS
Berita UMS Mohon Tunggu... Penulis - Dikelola oleh Bidang Humas Universitas Muhammadiyah Surakarta

UMS Unggul Mencerahkan Semesta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

UMS Menutup MSPP Batch VI, Harapkan Peserta Junjung Tinggi Pesan K.H. Ahmad Dahlan

2 Maret 2024   08:52 Diperbarui: 2 Maret 2024   09:18 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ums.ac.id, SOLO - Program Studi Ilmu Komunikasi (Ilkom) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menjadi tuan rumah dalam gelaran Silaturahmi Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguran Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah (SILAT APIK-PTMA) selama dua hari pada tanggal 28-29 Februari 2024.

Serangkaian acara pada hari kedua, Kamis (29/2), pelaksanaan Silat APIK-PTMA dilaksanakan dengan membagi kegiatan antara delegasi dosen peserta dengan mahasiswa peserta. Para dosen delegasi mengikuti kegiatan kunjungan ke Desa Binaan Prodi Ilkom UMS yang berada di Kec. Cepogo, Boyolali.

Dalam pelaksanaan kunjungan ke desa binaan, para dosen diperkenalkan dengan beragam kebudayaan, kesenian, serta hasil kerajinan dari warga setempat.

Salah satu dosen delegasi dari Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Fitri, mengungkapkan perasaannya saat berada di Desa Binaan Prodi Ilkom UMS.

"Di sana saya menemukan sesuatu yang benar-benar unik, di mana nilai-nilai tata krama, tradisional, itu seperti permainan tradisional tadi, kita diajarkan tentang banyak hal dari masyarakat. Bagaimana nrimo ing pandum gitu, jadi nilai kekeluargaan serta kebersamaan," kata Fitri, Sabtu, (2/3).

Adapun, beberapa hal yang diperkenalkan dalam kunjungan ke desa binaan di antaranya, pengenalan tokoh-tokoh wayang, permainan tradisional, hingga pengenalan makanan khas setempat, yaitu sambel tumpang yang terbuat dari tempe bosok, dan ditutup dengan makan buah durian hasil panen warga.

"Sambel tumpang yang disajikan tadi sangat enak begitu ya, dan ternyata terbuat dari tempe bosok, yang rasanya ternyata tidak pahit, tidak terasa seperti bayangan kita ketika mendengar tempe bosok gitu," ungkap Dosen Ilmu Komunikasi UMT itu.

Menurutnya itu merupakan suatu hal yang unik dan perlu dilestarikan dimana dengan maraknya junk food yang banyak dikonsumsi masyarakat di generasi sekarang.

"Kayaknya generasi sekarang musti nyobain," pungkasnya.

Tak hanya itu, para dosen pun mengunjungi tempat penjualan hasil kerajinan warga setempat, yaitu kerajinan kuningan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun