Mohon tunggu...
Berita UMS
Berita UMS Mohon Tunggu... Penulis - Dikelola oleh Bidang Humas Universitas Muhammadiyah Surakarta

UMS Unggul Mencerahkan Semesta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hadapi Isu Generasi Muda, Dua Guru Besar UMS Sampaikan Perhatiannya

28 November 2023   11:04 Diperbarui: 28 November 2023   11:10 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ums.ac.id, SURAKARTA - Dalam menghadapi berbagai permasalahan generasi muda akhir-akhir ini, dua guru besar menyampaikan perhatiannya, yang disampaikan pada Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar UMS, di Gedung Auditorium Moh. Djazman UMS, Senin (27/11).

Dalam pidato pengukuhan, Prof., Dr., Drs., Sabar Narimo, M.M., M.Pd., Guru Besar ke-44 UMS itu menyoroti berbagai persoalan yang terjadi di sekolah, yang mengambil judul 'Culturally Responsive Teaching (Crt) dalam Pembelajaran Hasthalaku Sekolah Adipangastuti'.

"Pendidikan memegang peranan penting dalam pembentukan karakter bangsa terutama penanaman dan pembentukan sikap perilaku dan nilai-nilai kepribadian dalam kehidupan kebangsaan dan kebhinekaan," ujar Prof Sabar Narimo.

Saat ini pendidikan menghadapi tantangan yang berat, di samping berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan teknologi, pendidikan menyangga beban dalam penanaman nilai kepribadian bangsa yang berbasis pada nilai-nilai kebhinekaan.

Dalam pidatonya itu, Sabar Narimo menampilkan adanya data kasus kekerasan fisik atau psikis pada anak dan pelajar masih menjadi masalah utama. Selain itu, siswa melakukan tindakan bunuh diri karena hampir semua sekolah tidak punya tim pencegahan perundungan.

"Demikian juga dalam aspek politik pendidikan dan demokrasi pendidikan, sering terjadi adanya kekerasan, pemaksaan kehendak, ketidakadilan, rendahnya kepedulian dan empati, pelanggaran hak asasi manusia, anti kemapanan dll, yang mengindikasikan kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila dan kebhinekaan," tambahnya.

Keberadaan Sekolah Adipangastuti, yang memadukan nilai Hasthalaku dalam praktik pendidikannya, menawarkan wawasan berharga dalam menghadapi tantangan ini. Sekolah berdiri sebagai benteng yang mengedepankan pendidikan karakter melalui nilai-nilai luhur yang terangkum dalam konsep Hasthalaku.

Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Bidang Psikologi Umum, Prof., Dr., Sri Lestari, S.Psi., M.Si., juga menyampaikan keriuhannya mengenai psikologi dengan mengangkat judul 'Revitalisasi Keberfungsian Keluarga Melalui Transmisi Nilai Untuk Mewujudkan Generasi yang Sejahtera dan Empatik'.

"Akhir-akhir ini kita sering menyaksikan kasus di masyarakat yang memilukan hati dan menimbulkan keprihatinan kita mendalam, terkait dengan kekerasan, perundungan, bunuh diri, problem kesehatan mental, dan lain-lainnya," ungkap Sri Lestari.

Hal tersebut sangat menyangkut terutama pada generasi muda yang masih remaja maupun anak-anak. Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2023, terdapat 2.355 kasus kekerasan pada anak. Begitu pula terjadi problem kesehatan mental pada remaja seperti melukai diri, dan Kementerian Kesehatan mendapat laporan kasus bunuh diri sebanyak 826 kasus pada tahun 2022. Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun