ums.ac.id, SOLO - Setelah melewati tahap penyeleksian, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menjadi Perguruan Tinggi (PT) penerima program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) yang merupakan bagian dari program Kampus Merdeka.
Dengan terpilihnya UMS menjadi perguruan tinggi penerima pada program PMM di tahun ajaran 2023/2024, maka ini adalah kali ke empat UMS menjadi perguruan tinggi penerima seperti yang disampaikan oleh Staf Biro Kerjasama dan Urusan Internasional (BKUI) Alex Kurniawan, S.Pd.
"Alhamdulillah ini UMS sudah menerima PMM 1, PMM 2, PMM 3, dan ini alhamdulillah lolos seleksi di PMM 4," tutur Alex Kurniawan, Kamis (16/11).
Dia menerangkan bahwa kegiatan PMM 4 di UMS akan dilaksanakan di semester depan yaitu pada semester genap tahun ajaran 2023/2024. Program PMM 4 ini dapat diikuti oleh mahasiswa semester 4, semester 6, dan semester 8.
"PMM 4 ini adalah program pertukaran mahasiswa merdeka 4, yang mana program ini adalah salah satu program dari Kampus Merdeka yaitu pertukaran mahasiswa dalam negeri," terang Alex.
Melalui program ini, mahasiswa yang berasal dari Perguruan Tinggi luar Jawa dapat menimba ilmu pada Perguruan Tinggi di Jawa, begitu pula sebaliknya. Mahasiswa akan belajar di UMS selama satu semester dengan mengikuti berbagai kegiatan.
"Jadi nanti mahasiswa bisa mengambil mata kuliah di PT penerima, kemudian itu bisa dikonversi sampai 20 Satuan Kredit Semester (SKS). Selain mahasiswa itu nanti kuliah di prodi tujuan, mahasiswa itu juga wajib mengikuti yang namanya Modul Nusantara," papar Staff BKUI UMS itu.
Terdapat empat Modul Nusantara yang harus diikuti oleh mahasiswa, ketika mengikuti program pertukaran mahasiswa. Modul Nusantara yang pertama adalah Modul Kebhinekaan. Alex menerangkan bahwa Modul Kebhinekaan tersebut akan berupa kegiatan seperti penjelajahan atau belajar terkait dengan kebhinekaan, sejarah, budaya, adat istiadat di daerah sekitar perguruan tinggi penerima.
Modul-modul lain yang wajib diikuti adalah Modul Refleksi, Modul Inspirasi dengan perguruan tinggi penerima menghadirkan tokoh inspirator, serta Modul Kontribusi Sosial. Alex menyebutkan biasanya dalam Modul Kontribusi Sosial, mahasiswa dapat mengikuti kegiatan seperti kerja bakti, penyaluran sembako, pentas budaya, relawan, atau kegiatan lainnya. (Maysali/Humas)