Mohon tunggu...
Berita UMS
Berita UMS Mohon Tunggu... Penulis - Dikelola oleh Bidang Humas Universitas Muhammadiyah Surakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

UMS Unggul Mencerahkan Semesta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konferensi Mufasir Muhammadiyah di UMS, Haedar Tegaskan Tafsir at-Tanwir Punya Ciri Khas Tersendiri

11 November 2023   10:00 Diperbarui: 11 November 2023   10:14 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Haedar Nasir memberikan apresiasi yang tinggi kepada Majelis Tarjih dan Tajdid khususnya divisi Tafsir, di bawah kepemimpinan Pak Hamim, yang akan menyelesaikan Tafsir at-Tanwir sampai tuntas. Apresiasi lainnya juga disampaikan oleh Haedar, karena pada konferensi ini akan ada keluaran yang jelas yakni mempercepat proses penyelesaian produk tafsir at-Tanwir.

"Saya setuju dengan kegiatan ini, mungkin kalau toh hanya 1 program Majelis Tarjih, yakni menyelesaikan Tafsir at-Tanwir, itu oleh di muktamirin bisa diampuni kalau tidak menyelesaikan yang lain. Sehingga Pimpinan Pusat pun nanti berani bertanggung jawab di hadapan Muktamar nanti. Tarjih bisa melaksanakn satu, tapi satu ini, dapat menentukan sejarah abad kedua Muhammadiyah.

Tapi kalau boleh nambah satu lagi, tambahnya, yaitu terwujudnya kalender Islam Global Unity. Menurutnya dua luaran tersebut jika itu berhasil semua, mungkin akan jadi satu-satunya majelis yang akan diberi penghargaan

"Untuk sampai ke situ, yang penting ada timnya, soal lain-lain biar diurus Pimpinan Pusat yang memikirkan, apalagi di UMS. Satu periode ini dari 30 juz, baru masuk juz ke-5, perjalanan kita masih panjang" ujarnya.

Kemudian, setelah itu bisa dibuat standar substansinya, standar redaksinya, lanjut Ketua Umum PPM itu. Tafsir pun harus menarik, dan teknik dalam menyusun kalimat, kalau tidak ahli, nanti akan menjadi asal panjang. Panjang kali lebar malah jadi luas, tetapi isinya tidak sampai.

"At-Tanwir harus punya gaya sendiri. Perlu punya kekhasan yang perlu didiskusikan di awal sebelum masuk ke substansi. Dari pola, redaksi dan sajian, itu betul-betul tafsir ini 'at-Tanwir' yang memiliki arti mencerahkan hati, mencerahkan pikiran, dan mencerahkan rasa ketika membaca tentu masuk ke dalam pembacanya," tegas Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.

Menurutnya, bahasa pada kalimat itu mencerminkan siapa kita dan dapat menggambarkan level kita dalam berkomunikasi.

"Ada hal-hal lain terkait urgensinya, permulaan untuk memulai rubrik ini di tahun 2010, tapi memulainya baru di tahun 2013, tepat 10 tahun yang lalu. Pimpinan Pusat Muhammadiyah termasuk Majelis Tarjih dan Tajdid sesuai amanat Muktamar, sejak periode ini benar-benar bertekad dan berikhtiar untuk memulai dan menuntaskan tafsir at- Tanwir," pungkas Haedar Nasir. (Fika/Humas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun