ums.ac.id, SOLO - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) semakin mengukuhkan eksistensinya dalam dunia pendidikan internasional melalui SEA-Teacher Program. Kegiatan itu berupa pertukaran mahasiswa yang bertujuan untuk mengajar selama kurang lebih satu bulan di sekolah-sekolah mitra di Asia Tenggara, salah satunya, UMS.
Pada Batch 9 Program SEA-Teacher ini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMS menerima 4 mahasiswa dari University of Northern Philipines, di Gedung Induk Siti Walidah, Kamis, (26/10).
Koordinator I Acara, Koesoemo Kusumaratih, Ph.D., memaparkan tentang rangkaiaan program itu.
"Ini merupakan program pertukaran mahasiswa untuk mengajar di kawasan Asia Tenggara. Kegiatan ini bermula untuk melanjutkan program dari menteri pendidikan di Asia Tenggara yang dilaksanakan pada 21-23 Maret di Bangkok lalu, dan kami diminta melanjutkan menjadi koordinator," papar Kusumoratih, yang juga Kepala Biro Inovasi Pembelajaran (BIP) UMS
Program ini, lanjut dia, dilaksanakan selama 1 bulan, dimulai pada Senin, 30 Oktober yang akan ditempatkan di sekolah mitra FKIP UMS, yaitu SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.
Koordinator 2 acara yang sekaligus juga Wakil Dekan 1 FKIP, Mauly Halwat Hikmat, Ph.D., menyampaikan pembekalan yang diberikan kepada 4 mahasiswa dari Filipina itu.
"Kami akan membekali mahasiswa asing dengan orientasi. Salain itu, kami akan menugaskan empat mahasiswa FKIP untuk mendampingi mahasiswa asing itu. Untuk pembekalan berkaitan dengan akademis dari SMP 1 Muhammadiyah Kartasura. Mahasiswa asing akan mengajarkan mata pelajaran IPA dan Bahasa Inggris," papar WD 1 FKIP.
Mauly berharap, kegiatan itu dapat mendukung indikator kinerja, bahwa mahasiswa dapat mendapatkan pengalaman dan wawasan di luar kampus, sehingga hal itu dapat menambah pengetahuan, kecakapan hidup, dan wawasan mereka. Semoga tahun depan lebih banyak mahasiswa yang dikirimkan untuk mengikuti program itu.
Dalam kesempatan yang sama, Dr., Laili Etikarahmawati S.Pd., M.Pd., sebagai Kepala Divisi Pengembangan Kurikulum dan Inovasi Pembelajaran BIP UMS, mengungkapkan harapannya untuk mahasiswa dari Filipina setelah mengikuti program itu.
"Karena kegiatan ini di Solo, maka harapannya mereka mengenal budaya Solo, mempelajari bahasa, sehingga Indonesia terangkat di mata dunia," ungkapnya.