Mohon tunggu...
Berita UMS
Berita UMS Mohon Tunggu... Penulis - Dikelola oleh Bidang Humas Universitas Muhammadiyah Surakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

UMS Unggul Mencerahkan Semesta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rombongan UMS Ikuti Silaturahmi Idul Fitri, Haedar Nashir Beri Nasehat Ber-Muhammadiyah dengan Baik

1 Mei 2023   17:28 Diperbarui: 1 Mei 2023   17:29 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ums.ac.id, YOGYAKARTA - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ikut ambil bagian acara Silaturahmi Idul Fitri -1444 - H Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dilaksanakan Minggu, (30/4) di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Prof. Anam Sutopo, M.Hum., salah satu peserta Silaturahmi Idul Fitri dari UMS, menyampaikan momentum ini sangat membahagiakan karena bisa bersilaturahmi dengan keluarga besar Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

"Pada hari ini, beberapa rombongan UMS yang baru saya temui ada Prof. Da'i, Bu Yayah, Pak Bana, Pak Syamsul, Prof. Dim, dan sebagian mungkin berangkat sendiri-sendiri," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, dia menyampaikan sangat terkesan mendengar apa disampaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

"Sambutan Prof. Dr. K. H. Haedar Nashir, M. Si., itu semakin mencerahkan kita mengenai bagaimana berMuhammadiyah yang baik. Terlebih dalam menyikapi lingkungan, termasuk pada ranah politik," papar Sekertaris Rektor UMS itu.

Sehingga, lanjutnya, arahan ini sangat tepat untuk membekali kita ke depan dalam bersikap.

"Saya sepakat dengan arahan Pak Ketum, kita boleh emosi dalam menangani berbagai dinamika yang muncul beberapa waktu terakhir mengenai Muhammadiyah. Kita boleh emosi tetapi tidak boleh berkepanjangan," tambahnya.

Menurutnya, kita harus satu komando Pimpinan Pusat Muhammadiyah, karena secara organisasi memiliki perangkat yang sangat lengkap.

"Jadi ketika ada persoalan yang terjadi, kita serahkan saja kepada petugas yang berwenang dan ditembuh secara hukum. Jangan sampai bertindak sendiri-sendiri, harus sesuai porsinya," jelas Anam.

Dia menyampaikan, bahwa Prof., Haedar sangat arif sekali dalam menyikapi berbagai dinamika yang muncul, tidak larut dalan emosi. Walaupun bahasa kasar orang jawa itu 'di injak-injak'.

"Terus saja kita melakukan interaksi sosial dengan baik, boleh emosi tetapi sebentar saja, lalu dikembalikan yang berwajib untuk menanganinya," jelasnya. (Fika/Humas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun