Mohon tunggu...
Berita UMS
Berita UMS Mohon Tunggu... Penulis - Dikelola oleh Bidang Humas Universitas Muhammadiyah Surakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

UMS Unggul Mencerahkan Semesta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kajian An-Nisa GKR UMS 1444 H, Hadirkan Mualaf, Beri Bekal Menuju Kematian

3 April 2023   08:39 Diperbarui: 3 April 2023   08:48 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kajian Perdana Annisa GKR UMS, Seorang Mualaf Dakwahkan Bekal Menuju Kematian

ums.ac.id, SURAKARTA - Gema Kampus Ramadan (GKR) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan Kajian An-Nisa untuk kali pertamanya dalam Ramadan 1444 H. Kajian An-Nisa diselenggarakan di Masjid Fadhlurrahman UMS Minggu (2/4) dan disiarkan secara langsung melalui akun instagram @gkr.ums

Kajian An-Nisa, edisi kali pertama ini menghadirkan narasumber seorang mualaf untuk mendakwahkan materi, "Berjalan Menuju Kematian, Sedangkan Dunia Semakin Tua. Bekal Apa yang Harus Disiapkan?". Mualaf tersebut adalah Hj. Endang Purwani, S.Pd, yang juga merupakan  pengurus dari Divisi Pendampingan Mualaf Dakwah Khusus di Majelis Tablig Aisyiyah Jawa Tengah.

Endang menyampaikan beberapa bekal yang perlu disiapkan dalam menyambut kematian. Disebutkan bahwa yang pertama adalah ilmu mengenal Allah, Rasul, dan Islam, kemudian amal yang selanjutnya didakwahkan, dan terakhir adalah sabar dan ikhlas.

Dia menceritakan pada saat dia dakwah pada tahun 90-an, yang hadir dalam kajiannya hanya lah dua orang, dan seterusnya dalam beberapa tahun bertambah menjadi enam orang.

"Kita harus tetap berusaha. Artinya dengan sabar itu, saya menuai jamaah yang banyak. Saya bisa mengajak mereka untuk mendapatkan hidayah dari Allah," tegasnya.

Dia menegaskan dirinya bukan mengislamkan, tetapi menyampaikan ilmu yang telah diterimanya, sehingga orang lain mendapatkan ilmu dan dapat hidayah dari Allah.

Dia juga berpesan kepada para remaja yang datang dan menyaksikan untuk tidak bangga dengan garis keturunan mereka melainkan bangga dengan iman mereka.

"Untuk para remaja itu saya garis bawahi, bahwasanya untuk mencari ilmu itu dari hati sendiri dulu, diniatkan dulu. Kemudian untuk lingkup yang lebih luas lagi, bahwasanya kita jangan bangga dengan faktor keturunan, tapi banggalah dengan ketaqwaan," pesannya.

Karena taqwa kita kepada Allah, lanjut Endang, itu yang paling utama untuk mencapai surganya Allah.

Identitas gerakan dakwah dari Muhammadiyah adalah Dakwah Muslim dan Dakwah Non Muslim. Endang atau yang dulunya bernama Maria Ferdinan mengatakan dalam dakwah tidak melulu harus dengan memberikan bantuan berupa sembako ataupun perlengkapan sholat. Disebutkan bahwa para mualaf di dekatnya mengatakan bahwa mereka membutuhkan ilmu agama, karena untuk sembako mereka sudah berkecukupan.

"Jadi untuk teman-teman yang mualaf itu lebih baik dibantu ilmunya, agar mereka semakin dekat dengan Alloh," kata Endang. (Maysali/Humas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun