ums.ac.id, BOYOLALI - Tim Pengabdian Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali melakukan pendampingan terhadap masyarakat Desa Wisata Kembangkuning, Cepogo, Boyolali, di balai pertemuan warga.
Kegiatan yang telah berlangsung Kamis (26/1) itu merupakan tindak lanjut dari Program Pengabdian Masyarakat Persyarikatan/AUM/Desa Binaan (P2AD) yang sudah berjalan selama kurang lebih satu tahun terakhir.
Pendampingan kali ini, Tim Pengabdian memberikan materi tentang paradigma pengembangan pariwisata, serta materi terkait Desa Wisata sebagai strategi pemberdayaan.
Ada 2 pemateri pada pendampingan kali ini, pemateri pertama yaitu Nieldya Nofandrilla, S.E., M.A, yang merupakan dosen Prodi Ilmu Komunikasi UMS. Kemudian untuk pemateri kedua yaitu Trisno atau akrab disapa Kang Tris. Dirinya merupakan pegiat pengembangan Desa Menari di Salatiga, Jawa Tengah.
Dalam materinya Nieldya menyampaikan, paradigma pembangunan priwisata adalah milik rakat, oleh rakyat dan juga untuk rakyat. Sehingga pengembangan desa wisata perlu dimotori oleh masyarakat pedesaan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pedesaan itu sendiri.
"Desa wisata juga harus memiliki daya tarik tersendiri, bisa berupa kehidupan desa yang memiliki ciri khusus dalam masyarakatnya," jelas Nieldya Nofandrilla yang ditemui, Jumat (27/1).
Selain itu, potensi panorama alam atau budaya di desa setempat, menurutnya harus terus dikembangkan, sehingga memiliki peluang untuk dijadikan komoditi bagi wisatawan.
Senada dengan hal itu, Kang Tris menyampaikan, pengembangan Desa Wisata berfungsi sebagai strategi pemberdayaan masyarakat.
"Maka di sini kita memandang masyarakat sebagai subyek atas dirinya, bukan sebatas obyek," ungkap Kang Tris.
Lebih lanjut Kang Tris menyebutkan, tujuan utama program pemberdayaan masyarakat adalah untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berdikari.
Berdasarkan pengalamannya mengembangkan Desa Menari, Kang Tris menjelaskan ada 7 tahapan pemberdayaan masyarakat, yakni :
1. Pengenalan karakter wilayah;
2. Melakukan analisa permasalahan;
3. Analisa potensi;
4. Identifikasi alternatif solusi;
5. Membentuk tim perubahan;
6. Merajut harmoni antar potensi;
7. Berkembang dengan konsep mekar.
Ia juga mengatakan pengembangan Desa Wisata merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki suatu desa.
Harapannya dengan memanfaatkan potensi yang ada, kesejahteraan masyarakat setempat bisa meningkat.
Terlihat masyarakat yang hadir begitu antusias dengan materi yang disampaikan.
Sehingga saat sesi diskusi, banyak pertanyaan dan tanggapan dari peserta terakit strategi mengembangkan Desa Wisata Kembangkuning, Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah. (Risqi Sonjaya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H