Mohon tunggu...
Berita UMS
Berita UMS Mohon Tunggu... Penulis - Dikelola oleh Bidang Humas Universitas Muhammadiyah Surakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

UMS Unggul Mencerahkan Semesta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kajian Tarjih Online UMS, Serba-Serbi Gerhana Bulan dan Tuntunan Shalat

8 November 2022   22:11 Diperbarui: 8 November 2022   22:24 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Fenomena ini bukan memiliki arti baik atau buruknya terhadap suatu kejadian di bumi, dulu mereka menganggap gerhana ini pertanda berkabungnya bulan kepada wafatnya putra Rasul. Kemudian Rasul bersabda :Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah tanda2 kebesaran Allah," tambahnya.

Kalau terjadi gerhana Matahari, lanjutnya atau Bulan, maka laksanakan sholat kemudian segera kembali pada Allah dengan berdzikir kepada Allah.

"Berdasarkan kepada ayat-ayat Al-Quran dan mendasarkan sunnah rasul dengan rincian cara melaksanakan sholat gerhana itu yaitu 4 rukuk dan 4 sujud dalam 2 rakaat," jelasnya.

Apabila dilihat dari waktu sholat gerhana itu dilaksanakan saat terjadinya gerhana, entah gerhana Bulan atau m
Matahari. menunaikan sholat gerhana itu mulai dari awal terjadinya gerhana sampai gerhana selesai. hal ini disesuikan dengan kemampuan masing-masing.

"Tata cara melaksanakan sholat gerhana, dimulai komando dari imam. Tidak ada adzan tidak ada iqomah tetapi komando dari imam yang sudah dituntunkan oleh rasul 'as-salatu jami'ah, mari kita laksanakan sholat berjamaah. maka imam dan makmum siap sholat menghadap kiblat," ungkapnya.

Sholat gerhana dilaksanakan secara jahar yang artinya jelas. Diawali dari takbiratul ihram, membaca doa iftitah, membaca taawuz basmallah lalu membaca surat Al-Fatihahdan surat yang panjang, kemudian rukuk, i'tidal, berdiri tegak, lalu membaca Al-Fatihah, membaca surat tetapi tidak sepanjang surat yang pertama, rukuk, itidal, sujud, duduk diantara dua sujud, sujud, bangun dari sujud berdiri membaca Al-Fatihah, surat panjang tetapi tidak sepanjang sebelumnya kemudian rukuk, i'tidal Al-Fatihah lagi, kemudian membaca surat panjang tetapi lebih singkat lagi dari sebelumnya, rukuk, itidal, sujud duduk diantara dua sujud, sujud, duduk tahiyat akhir, dan salam.

"Setelah itu imam berdiri menghadap makmum untuk melaksanakan khutbah secara singkat, isinya memberi nasehat dan peringatan kepada makmum,tentang tanda-tanda kekuasaan Allah. menjelaskan peristiwa gerhana baik secara syar'i ditambah penjelasana secara ilmiah," pungkasnya (Fika/Humas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun