Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim) Dr Muhammad Sholihin Fanani MPSDM bertandang ke Masjid At Tuba Kampus 3 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Rabu (27/12/2023).
Di kegiatan in, ia memberikan kajian kepada dosen dan tenaga kependidikan (tendik) Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Umsida.
Rasa syukur Wakil ketua PWM yang jadi guru SD
Di awal materi kajiannya, Dr Sholihin menceritakan pengalamannya selama mengajar di Sekolah Dasar (SD). Menjalani profesi tersebutu, ia merasa sangat bersyukur dan bangga menjadi seorang guru. Namun, tak jarang ia temui perkataan orang lain yang mempertanyakan mengapa seseorang yang menjabat sebagai wakil ketua PWM mengajar di SD.
Baca juga: Simpan Data Dengan Efektif, Yuk Kenali Manfaat Database
"Oke, saya tidak masalah. Mungkin kalau suatu saat saya menjadi guru besar, jadi profesor, saya tetap ingin mengajar SD. Mengajar mahasiswa dengan mengajar anak SD itu rasanya berbeda," ucapnya.
Berdasarkan pengalaman yang ia dapatkan setelah mengajar begitu lama, ia menemukan lima prinsip yang harus dibangun agar dapat merasakan bagaimana nikmatnya dan indahnya menjadi seorang pendidik di sekolah Muhammadiyah atau di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
Yang pertama, sambungnya, ia meyakini bahwa mengajar, bekerja, dan mencari nafkah adalah perintah Allah SWT.
"Jadi bekerja itu bukan perintah istri, atasan atau siapapun, tetapi semata-mata perintah Allah. Prinsip itu adalah dasar yang harus ditanamkan sebagai seorang pendidik. Selama hal mendasar ini belum bisa ditanamkan dalam diri kita, maka kita belum bisa menikmati kenikmatan diberikan oleh Allah," papar wakil ketua PWM ini.
Yang kedua, Dr Sholihin meyakini bahwa Allah akan memberikan pertolongan. Selama ia menjadi seorang guru, ia yakin Allah memberikan pertolongan tidak hanya kepada dirinya saja, tapi juga keluarganya.
Baca juga: Wujudkan Produk Halal UMKM Sidoarjo, Umsida Siap Menjadi Garda Terdepan
Mengajar adalah dakwah
Wakil ketua PWM Jatim ini menegaskan bahwa mengajar itu berdakwah di bidang masing-masing. Meskipun bukan ustad atau ustadzah, seorang pengajar atau dosen berfungsi sebagai pendakwah yang mengajarkan kebaikan-kebaikan kepada para mahasiswa, dan itu termasuk perintah Allah.
"Yang ketiga, kita harus yakin bahwa Allah akan memberikan balasan yang terbaik pada kita semuanya. Balasan itu tidak hanya untuk kita tapi balasan itu untuk orang tua kita saudara kita anak-anak kita kepada orang yang berada di sekitar kita akan mendapatkan balasannya sendiri," ujarnya.
Yang keempat, Dr Sholihin menambahkan, "Kita harus meyakini bahwa Allah akan melihat setiap apa yang kita lakukan, Allah akan melihat kita, dan Allah akan mengawasi apapun yang kita lakukan,".
Dan balasan Allah itu disesuaikan dengan perbuatan masing-masing individu, dari segala yang dilihat dan diawasi oleh Allah.
Dan yang kelima, Allah akan meminta pertanggungjawaban dari apa yang kita kerjakan masing-masing di hari kiamat.
"Selama kita jadi guru, selama jadi dosen selama jadi ustad akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Kata Allah suatu saat nanti aku akan kepada seluruh umat manusia dan yang menjawab kedua tangannya, dan yang menjadi saksi kedua kakinya," tukasnya.
Baca juga: Masyarakat Sidoarjo Sudah Melek Digital, Menurut Dosen Umsida
Sholihin menghimbau kepada seluruh dosen dan tendik untuk menanamkan lima prinsip tersebut sebelum bekerja karena prinsip-prinsip tersebut mendekatkan kita kepada Allah dan membuat kita semakin memahami agama Islam.
"Yang membuat motivasi pekerjaan seseorang itu tinggi adalah karena orang itu semakin paham agamanya," pungkas wakil ketua PWM tersebut.
Penulis: Dian Rahma Santoso
Penyunting: Romadhona S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H