Setiap perguruan tinggi memiliki cara dan kebijakan untuk memberikan pendidikan karakter terhadap para mahasiswanya. Begitu juga dengan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), di kampus pencerahan ini telah memiliki kegiatan Pendidikan Karakter Mahasiswa Umsida (PKMU) yang di koordinatori oleh Direktorat Al Islam Kemuhammadiyahan (DAIK) Umsida dan dilaksanakan setiap tahun.
Sejarah PKMU Umsida
Direktur DAIK drs Mu'adz MAg menjelaskan bagaimana sejarah, kebijakan hingga teknis PKMU yang ada di Umsida. Menurutnya ketentuan tentang adanya character education itu adalah salah satu diantara kebijakan pendidikan sejak masa kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekitar tahun 2004-2005.
Tentu implementasi dari kebijakan pendidikan karakter setiap perguruan tinggi bermacam-macam ada yang melaksanakannya dalam bentuk perkuliahan saja ada yang dalam bentuk pelatihan.
"Sementara di Universitas Muhammadiyah kita melaksanakan pendidikan karakter dalam bentuk kokurikuler artinya kurikulum yang tidak masuk dalam struktur kurikulum secara resmi.Di Universitas Muhammadiyah yang berkembang juga bermacam-macam ada yang dilaksanakan dalam waktu satu pekan penuh mulai hari Senin hingga Jumat karena di sana sudah ada asrama maka disediakan khusus untuk kegiatan itu," Paparnya.
Baca juga:Â Pentingnya Cita-Cita Para Pemimpin Bagi Kemajuan Sekolah Muhammadiyah
"Sedangkan di Umsida kita mulai sejak tahun 2016 pada waktu itu kita mulai dengan format Sabtu Minggu Sabtu mulai pagi sampai malam hingga hari Minggu sore dan mereka langsung mendapatkan sertifikat jika mereka lulus pendidikan karakter dan baca Alquran maka mereka langsung memperoleh dua sertifikat pada hari itu," Imbuhnya.
Namun bagi mahasiswa yang tidak lolos dalam bacaan Alquran hanya mendapatkan satu sertifikat yaitu pendidikan karakter sedangkan untuk baca quran mahasiswa dipersilahkan untuk mengikuti ujian mengulang dan mengikuti bimbingan dimanapun. Ketika dia siap dia sudah boleh mengikuti uji sertifikasi baca Quran. Kemudian akan mendapatkan sertifikat baca Quran. "Itu yang kita lakukan pada tahun 2016-2018," Sambungnya.
Hingga pada tahun 2018 drs Mu'adz dan tim memahami bahwa tingkat kelulusan dari baca quran terutama dan keefektifan pendidikan karakter itu dirasa kuran. Kemudian mereka meracik ulang formatnya kita dan diubah menjadi tiga pekan yaitu Minggu pertama, Minggu kedua dan Minggu ketiga maka akan menjadi tiga pertemuan dalam tiga pekan tersebut.
Di hari Minggu pertama dan kedua mahasiswa akan menerima materi mengenai akhlak, akidah dan ibadah. Sedangkan di Minggu ketiga mahasiswa akan mendapatkan ujian mengena seberapa jauh pemahaman mereka dan dilanjutkan dengan ujian ibadah sekaligus baca Quran.