Mohon tunggu...
Umsida Menyapa
Umsida Menyapa Mohon Tunggu... Jurnalis - Humas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Humas Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3 Faktor Penyebab Panic Buying Menurut Riset Dosen Umsida

9 Desember 2023   07:27 Diperbarui: 9 Desember 2023   07:41 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Faktor ekonomi berpengaruh positif dan signifikan dari perspektif tingkat ekonomi terhadap fenomena panic buying di 5 kecamatan di kabupaten Sidoarjo. Tingkat penghasilan bulanan masyarakat memiliki dampak pada kemampuan mereka dalam melakukan manajemen budgeting dan stok barang yang berbeda sebagai respons terhadap pandemi Covid-19.

Meskipun awalnya terjadi kepanikan dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan menghadapi pandemi Covid-19, masyarakat cenderung merespons dengan melakukan perencanaan keuangan dan mengatasi konsumsi berlebihan serta krisis ekonomi.

  • Faktor latar belakang pendidikan

Perspektif latar belakang pendidikan dalam penelitian ini memiliki pengaruh
positif yang signifikan terhadap panic buying. Penting untuk dicatat bahwa perbedaan dalam tingkat pendidikan dapat memengaruhi cara masyarakat menafsirkan dan merespons berita tersebut.

Baca juga: 6 Strategi untuk Menekan Kriminalitas di Jawa Timur dari Riset Dosen Umsida

Meskipun semua merasakan kecemasan dan kepanikan, karakteristik dan intensitas respons dapat bervariasi. Oleh karena itu, respon terhadap situasi seperti antrian panjang pembelian dan kelangkaan barang pokok pada masa pandemi Covid-19 tidak seragam. Tetapi tercermin dalam ragam reaksi yang tercermin dari tingkat pendidikan masyarakat.

  • Faktor gender

Penelitian ini menemukan bahwa perspektif gender berpengaruh positif secara signifikan terhadap perilaku panic buying di 5 kecamatan itu. Laki-laki dan perempuan sama-sama mengalami kepanikan saat COVID-19. Hal ini tercermin dalam manajemen pengendalian pembelian barang kebutuhan yang bervariasi.

persepsi gender muncul sebagai variabel yang memiliki pengaruh positif dan signifikan yang lebih tinggi terhadap panic buying daripada faktor lainnya. tidak ada perbedaan yang signifikan antara Laki-laki dan wanita dalam pembelian impulsif pada saat pandemi Covid-19. Laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan membeli secara impulsif.

Sumber: Dr Sigit Hermawan SE MSi

Penulis: Romadhona S.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun