Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) melaksanakan Workshop Kebangsaan Menjaga Keberagaman Bangsa dalam Bingkai Demokrasi Pancasila. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang Mini Teater Kampus 1 Umsida pada Senin (27/11/2023).
Dalam workshop ini diisi oleh tiga pembicara, yakni Fajar Muharram SSos MIP selaku dosen Umsida, dan juga Achmad Amir Aslihin, anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, dan Pdt Andri Purnawan SSi MTS.Telah hadir pula wakil rektor 3 Umsida, Dr Nurdiyansyah SPd MPd. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa umsida dari berbagai jurusan sekitar 125 orang.
Menjaga Indonesia yang penuh keberagaman
Saat menyampaikan sambutannya, Dr Nurdiyansyah menyampaikan tentang peran penting pemuda dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia yang penuh keberagaman.
Bac ajuga: Pelantikan dan Sumpah Profesi Ke-XI Fikes Umsida, Jejak Langkah 38 Lulusan Menuju Profesi Kesehatan
"Dan saya kira Umsida sudah mewadahi rasa kebangsaan ini. Multikultural di Sidoarjo sangatlah banyak. Misalnya mahasiswa tidak hanya berasal dari daerah Sidoarjo atau pulau Jawa saja. Banyak mahasiswa kita yang dari luar Jawan, agamanya pun beragam. Saya kira kita seluruhnya sama betul-betul, NKRI bukan negara dari suku tertentu," ucapnya.
Saat ini, lanjut Dr Nurdiyansyah, saat ini Umsida harus memiliki anak yang cerdas bukan hanya pandai. Karena orang cerdas bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Menurutnya, mahasiswa umsida nantinya tidak hanya berada di Sidoarjo setelah lulus. Oleh karena itu, mereka harus bisa beradaptasi dengan keberagaman yang ada di wilayah Indonesia.
"Tidak masalah kalian besok berada di mana saja. Yang jadi masalah adalah kalian tidak bisa beradaptasi dan berkomunikasi di lingkungan sekitar. Sikap kebangsaan harus diejawantahkan sehingga kalian akan tahu sebenarnya Indonesia itu beragam," tutur dosen FAI ini.
Cara menumbuhkan rasa cinta tanah air
Setelah itu, pemaparan materi pertama disampaikan oleh dosen Umsida yakni Fajar Muharram SSos MIP yang membahas tentang cara menumbuhkan rasa cinta tanah air.
"Rasa cinta tanah air harus dibuktikan. Cara menumbuhkannya, setidaknya kita paham bahwa sesungguhnya jati diri bangsa kita memiliki banyak potensi," ucapnya.
Baca juga: Mahasiswa Umsida Juara 2 di Kompetisi Nasional Musabaqah Hifzhil Quran 20 Juz
Namun, lanjut Fajar, masalah yang dialami oleh anak muda sekarang adalah tentang etika. Menurut Fajar, banyak remaja yang saat ini kurang memiliki sopan santun terutama kepada orang tua yang mereka temui. Belum lagi maraknya anak di bawah umur yang melakukan balap liar.
"Jika anak seperti itu, kita tidak bisa menyalakan pihak sekolah. Tapi dilihat dulu bagaimana keluarganya. Seperti teori pendidikan oleh KH Dewantara. Ada tiga faktor yang menentukan karakter seorang anak. Yang pertama adalah keluarga, lalu pendidikan formal di sekolah, dan lingkungan," terang Fajar.
Selanjutnya, tiga faktor tersebut memiliki persentase yang berbeda dalam mempengaruhi karakter anak. Lingkungan merupakan faktor paling krusial yang akan menentukan etika anak, yakni 40%. Sedangkan keluarga dan pendidikan formal masing-masing memiliki persentase 30%.
Oleh karena itulah, lingkungan sangat berpengaruh bagi anak untuk membentuk karakter dan menumbuhkan rasa cinta tanah air. Salah satu caranya adalah dengan mengetahui wawasan kebangsaan. Potensi besar negara bisa didayagunakan untuk mencapai cita-cita dan kepentingan nasional.
Ditambah dengan adanya globalisasi akan membantu perkembangan sebuah negara. Di sisi lain, juga terdapat dampak negatif bagi masyarakat jika tidak memiliki wawasan kebangsaan. Tanpa wawasan kebangsaan rasa cinta tanah air perlahan akan hilang, tergerusnya rasa nasionalisme, serta krisis jati diri bangsa.
Baca juga: Setelah Dapat Hibah WCP, Dosen Umsida Hadiri WSFI 2023
Penulis: Romadhona S.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H