Mohon tunggu...
Umsida Menyapa
Umsida Menyapa Mohon Tunggu... Jurnalis - Humas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Humas Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pemuda dalam Menjaga Keberagaman Bangsa sebagai Generasi Emas 2045

30 November 2023   09:04 Diperbarui: 30 November 2023   09:10 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca juga: Mahasiswa Umsida Juara 2 di Kompetisi Nasional Musabaqah Hifzhil Quran 20 Juz

Namun, lanjut Fajar, masalah yang dialami oleh anak muda sekarang adalah tentang etika. Menurut Fajar, banyak remaja yang saat ini kurang memiliki sopan santun terutama kepada orang tua yang mereka temui. Belum lagi maraknya anak di bawah umur yang melakukan balap liar.

"Jika anak seperti itu, kita tidak bisa menyalakan pihak sekolah. Tapi dilihat dulu bagaimana keluarganya. Seperti teori pendidikan oleh KH Dewantara. Ada tiga faktor yang menentukan karakter seorang anak. Yang pertama adalah keluarga, lalu pendidikan formal di sekolah, dan lingkungan," terang Fajar.

Selanjutnya, tiga faktor tersebut memiliki persentase yang berbeda dalam mempengaruhi karakter anak. Lingkungan merupakan faktor paling krusial yang akan menentukan etika anak, yakni 40%. Sedangkan keluarga dan pendidikan formal masing-masing memiliki persentase 30%.

Oleh karena itulah, lingkungan sangat berpengaruh bagi anak untuk membentuk karakter dan menumbuhkan rasa cinta tanah air. Salah satu caranya adalah dengan mengetahui wawasan kebangsaan. Potensi besar negara bisa didayagunakan untuk mencapai cita-cita dan kepentingan nasional.

Ditambah dengan adanya globalisasi akan membantu perkembangan sebuah negara. Di sisi lain, juga terdapat dampak negatif bagi masyarakat jika tidak memiliki wawasan kebangsaan. Tanpa wawasan kebangsaan rasa cinta tanah air perlahan akan hilang, tergerusnya rasa nasionalisme, serta krisis jati diri bangsa.

Baca juga: Setelah Dapat Hibah WCP, Dosen Umsida Hadiri WSFI 2023

Penulis: Romadhona S. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun