Mohon tunggu...
Umsida Menyapa
Umsida Menyapa Mohon Tunggu... Jurnalis - Humas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Humas Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Juara 2 Lomba Musabaqah Hifzhil Quran Nasional, Ini Teknik Hafalan Mapres Umsida

25 November 2023   22:37 Diperbarui: 25 November 2023   23:02 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anang Ma'ruf, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) program studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) baru saja menorehkan prestasinya melalui kompetisi Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) ke-17. Kompetisi ini diadakan di Universitas Brawijaya, Malang. Ia berhasil meraih juara dua setelah meningukti lomba ini selama seminggu penuh (3-9/11/2023).

Lomba ini merupakan kompetisi tingkat nasional yang diperuntukkan untuk mahasiswa. Sehingga ia bersaing dengan mahasiswa seluruh Indonesia hingga akhirnya meraih juara dua pada di kategori MHQ (Musabaqah Hifzhil Quran) 20 juz. 

Dalami Al Quran sejak kecil

Anang, sapaan akrabnya, telah mendalami ilmu tahfidz sejak ia duduk di bangku sekolah. Saat itu lah ia mulai mengenal dan belajar membaca Al Quran. Namun, Anang mulai menghafal surat-surat Al Quran ketika dia mengenyam pendidikan di pondok pesantren sejak SMP hingga SMA.

Lihat juga: Atlet Bela Diri Ini Lulus Sebagai Wisudawan Berprestasi Umsida

"Saya belajar baca Alquran dari Iqro. Tapi mulai menghafal pas masuk di pondok pesantren SMP sampai SMA tepatnya di Ponpes Ibnu Abbas Sragen, Jawa Tengah. Jadi selama enam tahun di situ saya menghafal Alquran. Mulai kelas 7 SMP sampai khatam hafalan kelas dua SMA. Jadi kurang lebih lima tahun saya menyelesaikan hafalan Alquran tiga puluh juz, Alhamdulillah," tuturnya.

Kendala saat belajar tahfidz

Walaupun telah mendalami bidang Tahfidz `sejak kecil, Anang masih kerap mengalami kesulitan yang menurutnya kesulitan tersebut bersifat subjektif.

"Tiap penghafal Alquran merasakan kesulitan di tempat yang berbeda. Kalau yang saya alami itu kadang ketidakstabilan kkndisi hati saja sih, kadang semangat dan kadan malas ketika menghafal. Terlebih lagi ketika murojaah (mengulang hafalan) yang telah dihafal," ucap mahasiwa semester tiga ini.

Lihat juga: Tak Diizinkan Sang Ayah, Wisudawan Berprestasi Ini Buktikan Prestasi Bela Dirinya

Kesulitan berikutnya yang dirasakan Anang yakni terletak di beberapa surat di dalam Alquran. Ada beberapa surat yang biasanya terkesan atau terasa mudah dihafal karena sudah sering didengar atau dibaca, "Yang sedikit susah itu menghafal surat yang jarangdibaca atau kuta dengar, biasanya seperti itu,".

Untuk menghadapi kesulitan tersebut, Anang memiliki teknik menghafal dengan caranya sendiri, yakni mulai dari juz 30 dan lkma juz dari belakang, yakni jus 30 sampai juz 26. Setelah itu, baru Anang menghafal ayah suci dari depan. Anang melakukannua secara bertahap tanda ada metode khusus.

Ia hanya memerlukan konsistensi dalam memperlajari Al Quran. Iya hanya menggunakan metode menghafal tapi dibarengi dengan murojaah atau mengulang-ulang hafalan. Ia memberikan contoh kasus yang biasanya ia temui. Misalnya, seseorang hanya fokus menghafal Al Quran saja. Setelah khatam hafalan, baru mereka mulai murojaah. Menurutnua, jika seseorang memilih teknik seperti itu akan rawan lupa dengan hafalannya. Karena mereka hanya menghafal sekali tanpa mengulangi hafalannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun