Wisudawan Umi Latifah buktikan seorang anak buruh serabutan bisa jadi sarjana bahkan wisudawan berprestasi pada Wisuda ke 42 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang diselenggarakan di Auditorium KH Ahmad Dahlan, Sabtu (11/11/2023).
Wanita yang akrab disapa Umi ini berhasil lulus dari prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan dinobatkan menjadi wisudawan berprestasi karena telah meraih Juara  2 Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Tahun 2021.
Cara Umi Berkarya dan Berprestasi
Wanita kelahiran Sidoarjo pada 28 Maret 2000 ini mengawali bidang puisi pada masa kuliah, "dari sebelum kuliah saya sendiri tidak terlalu dalam menggeluti bidang puisi ini. Namun karena rasa ingin menambah pengalaman dan pengetahuan dalam menulis karya puisi saya mengikuti perlombaan cipta puisi akan tetapi yang pertama ini belum mendapatkan rezeki menjadi juara. Kemudian dikesempatan kedua yang diselenggarakan UIN Malang Alhamdulillah saya mendapatkan juara 2," terangnya.
Menciptakan karya puisi bukanlah hal yang mudah. Namun Umi mempunyai cara khas untuk mencari inspirasi sebelum menciptakan karya puisi. Ia biasa mendengarkan musik dengan instrumen sedih atau galau. Karena Ia merasa dengan mendengar musik tersebut Ia akan lebih menghayati dan meresapi setiap kata yang  dituliskan. Karena baginya menciptakan sebuah karya membutuhkan waktu dan ketenangan dalam hati agar bisa menciptakan sebuah karya yang indah.
Baca juga:Â Berani Keluar Dari Zona Nyaman, Membuatnya Menjadi Wisudawan Berprestasi
Selain itu, Umi selama masa perkuliahan aktif mengikuti beberapa organisasi yakni Hima dan BEM. Umi juga membuka bimbingan belajar bagi anak-anak sekitar rumahnya.
"Dari beberapa kegiatan yang saya ikuti saya mengatasi agar waktu yang ada tidak terbuang sia-sia dimulai pada pagi hari saya fokus pada kuliah dan organisasi, dilanjutkan dengan sore sampai malam untuk mengajar bimbingan belajar dan ditutup dengan mengerjakan tugas-tugas kuliah lain," jelasnya.
Kisah Umi Dipandang Sebelah Mata Menjadi Anak Buruh Serabutan
Umi merupakan putri tunggal pasangan Kadar dan Pujiati. Keluarga yang cukup sederhana ini mampu membuat Umi menggapai kesuksesannya. "Ibu saya sebagai ibu rumah tangga dan bapak saya setiap hari adalah seorang buruh serabutan. Biasa bapak saya buruh mencari makanan ternak kambing milik dari saudara ibu. Terkadang beliau juga menjadi buruh tani ketika musim sawah dimulai," ungkapnya.