Terdapat satu momen mengharukan saat penghelatan wisuda Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang ke-42, tepatnya ketika penyampaian pesan dan kesan oleh mahasiswa. Ia adalah Bilqisth Nurul Azizah, seorang wisudawan berprestasi dari Prodi pendidikan agama Islam yang mengalami gangguan penglihatan akibat pandemi Covid 19 lalu.
Bilqisth, sapaan akrabnya, menceritakan perjuangan dirinya bertahan dan melanjutkan kuliahnya di tengah pandemi Covid yang menyebabkan ia mengalami gangguan penglihatan permanen. Sejak kelas 11 SMA, ia mengalami penurunan penglihatan.Â
Penglihatan semakin menurun saat covid
"Perjalanan menuntut ilmu tidak ini sangat berkesan. Ditambah lagi ujian pandemi yang kita alami semua sehingga pembelajaran menjadi online. Dan peristiwa itu juga yang menjadi salah satu penyebab penglihatan saya semakin menurun," Ucapnya.
Lihat juga:Â Wisudawan Terbaik: Kesulitan Mencari Bahan dan Tempat Penelitian Membuat Tepung Daun Singkong
Mengetahui hal tersebut, berbagai pengobatan alternatif dan suplemen telah ia ikhtiarkan, namun tidak ada kemajuan. Setelah itu, Bilqisth memeriksakan penglihatannya kepada dokter, dan ia divonis mengidap nistagmus. Nistagmus merupakan kondisi ketika bola mata membuat gerakan yang cepat dan berulang tanpa disengaja. Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan penglihatan seperti pandangan yang kabur atau tidak fokus.
Belajar menerima keadaan dan cetakprestasi
"Setelah menjalani proses pengobatan yang cukup panjang, pada akhirnya dokter menyarankan saya untuk bersabar," lanjut Bilqisth sembari menitihkan air mata.
Dari peristiwa itulah, ia belajar untuk menata hati dan pikiran dengan berbaik sangka kepada Allah. Sampai di saat momen diterimanya judul akhir, ia mengalami kendala dalam pelaksanaan penelitian karena terbatasnya penglihatan. Hingga akhirnya dosen pembimbing Bilqist mengetahui kendala yang ada pada dirinya.
"Beliau mengetahui potensi saya yang sudah hafal Alquran 4 juz awal yang mana saya hafalkan dengan cara mendengarkan. Saya disarankan membuat judul yang mempermudah saya melakukan penelitian yaitu judul yang berhubungan dengan metode menghafalkan Al-Quran, yaitu metode mendengarkan atau istima', dan mengulang-ulang atau tikrar," terangnya.
Lihat juga:Â Tepis Anggapan Akan Telat Lulus Kuliah, Atlet Karate Ini Jadi Wisudawan Berprestasi
Dari judul ini, lanjut Bilqist, menjadi dorongan untuk melanjutkan hafalan yang sempat terhenti. Kakak Bilqis yang kondisinya sama seperti dirinya juga bisa mempraktekkan metode menghafal Alquran berkat judul tugas akhirnya. Dari sini, ia belajar untuk tidak lupa bersyukur di balik musibah, "Jangan sampai dengan adanya satu musibah kita semua menafikan sekian banyak kenikmatan yang Allah berikan,".
Setelah ujian akhir kurang lebih 6, Bilqisth sudah menambah hafalan sebanyak 5 juz dengan mengikuti kelas tahfidz dan ujian tasmi' hingga mendapatkan predikat tasmi' terbaik.
Dengan segala keterbatasan penglihatannya, Bilqisth merupakan mahasiswa yang memiliki banyak prestasi. Diantaranya adalah peserta terbaik 1 lomba tarjim Al-Quran dengan hafalan 9 juz oleh Majelis Talim Baitul Ilmi, menjadi Hafiz juz 4 oleh Griya Quran Surabaya 2021, Hafiz juz 26 dan Juz 30 oleh Rumah Tahfidz Al Izzah tahun 2023.
Ucap syukur dan terima kasih
Bilqisth berterima kasih kepada keluarganya yang telah berusaha mencari pengobatan untuk dirinya, mengajak diskusi tentang tujuan hidup yang sebenarnya, selalu menemani dan memuhi segala kebutuhannya, serta doa yang selalu dilontarkan kepada putri ketiganya tersebut.
Lihat juga:Â Tips dari Atlet Taekwondo yang Jadi Wisudawan Berprestasi: Waktu Bukan Diatur, Tapi Diciptakan
"Selanjutnya saya sebagai perwakilan teman-teman wisudawan mengucapkan terima kasih banyak kepada Umsida yang telah menjadi wadah untuk kita bertakwa, meningkatkan potensi yang ada di pada diri kami, dan memberikan dukungan di bidang akademis maupun non akademis, baik moril maupun materiil. Saya bangga menjadi bagian dari Umsida," pungkas Bilqisth dengan semangat.
Kemudian, Bilqisth menuruni tangga yang dibantu oleh abi tercintanya. Dari kisah Bilqisth tersebut, banyak pelajaran yang bisa diambil oleh para wisudawan lainnya. Keterbatasan bukanlah penghalang bagi seseorang untuk terus menggali ilmu. Selain itu berbaik sangka kepada Allah akan mempermudah jalan hamba-Nya.
Penulis: Romadhona S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H