Syafa Tasya Kamila, salah satu lulusan terbaik yang dinobatkan pada wisuda ke-42 program diploma, sarjana, dan pasca sarjana Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) pada Sabtu lalu (11/11/2023). Ia mendapatkan predikat wisudawan terbaik dengan IPK nyaris sempurna yakni 3,9. Dalam momen ini ia juga membagikan pencapaiannya kepada sang ibu sebagai kado ulang tahun.
Syafa merupakan mahasiswa lulusan program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) angkatan 2019, Syafa sapaan akrabnya, memiliki lingkungan yang sangat mendukung dan banyak membantunya dalam menyelesaikan kuliah. Bahkan di semester akhir, Syafa harus kuliah sambil bekerja. Hal tersebut membuat Syafa sedikit kesulitan untuk mengatur kegiatannya.
Kesulitan mengatur waktu
"Ada satu momen Ketika saya ada pekerjaan lapangan yang bersamaan dengan jam kuliah. Waktu itu ada jadwal presentasi dan saya telat ke kampus karena pekerjaan tersebut. Di sepanjang perjalanan saya sempat menangis," Ungkapnya.
Bagaimana tidak, lanjut Syafa, presentasi ini merupakan mata kuliah terakhirnya. Jika ia tidak bisa menyelesaikannya dengan baik, Syafa takut karena di semester sebelumnya ia harus mengulang mata kuliah karena ia dan temannya tidak mengikuti jadwal presentasi. Di sepanjang perjalanan, perempuan kelahiran 2001 ini terus merenung karena ia tidak mau mengecewakan kedua orang tuanya. Ditambah lagi kondisi jalan yang macet membuat ia semakin kalut.
Baca juga: Haedar Nashir: Kampus Muhammadiyah untuk Semua
Dan benar saja, sesampainya di kampus kelasnya sudah selesai dan akhirnya Syafa diberi waktu satu minggu untuk presentasi secara individu. Ia berterima kasih kepada bapak ibu dosen yang telah memberinya kesempatan agar Syafa tidak memulai kesalahan kemarin.
Aktif di organisasi dan bekerja
Terlebih, Syafa juga merupakan mahasiswa yang aktif di organisasi kampus. Selama kuliah, ia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa PGMI yang menjabat sebagai bandara umum. Lalu naik ke Badan Eksekutif Mahasiswa FAI dan menjadi sekretaris divisi Pendidikan dan Kebudayaan. Pada semester delapan, ia bekerja full time di sebuah lembaga pendidikan sekolah dasar. Sebelumnya tepat di semester lima, ia juga bekerja sebagai freelancer.
Untuk itu, Syafa memiliki taktik tersendiri untuk mengatur waktu antara kuliah, kerja, dan berorganisasi. Misalnya ketika ia mengikuti organisasi, Syafa mengutamakan pendidikannya terlebih dahulu, sebisa mungkin ia menyelesaikan tugas, baru berorganisasi. Dan ketika menjadi seorang freelancer, ia memanfaatkan hari libur kuliahnya.
Baca juga: Wisudawan Umsida Lanjutkan Cita-cita Sang Ibu untuk Menjadi Bidan
"Begitupun pada pekerjaan full time. Saya memang dari awal sudah punya rencana jika ingin bekerja full time, saya harus sudah menyelesaikan tugas akhir. Dan qodarullah, pada awal semester delapan saya diterima di lembaga pendidikan sekolah dasar dan sudah menyelesaikan TA saya," Sambung Syafa.