Mohon tunggu...
Umsida Menyapa
Umsida Menyapa Mohon Tunggu... Jurnalis - Humas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Humas Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

2 Mapres Umsida Tepis Perkataan Tentang Atlet Perempuan

20 Oktober 2023   15:57 Diperbarui: 20 Oktober 2023   16:01 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lihat juga: Didampingi Umsida, Staimpro Saat ini Dapatkan 1116 Mahasiswa

Berbeda dengan Ratika yang menerima stereotip dari orang lain ketika ia mengalami cedera, "Dulu sempat ada yang menyuruh berhenti saat saya mengalami pergeseran tulang. Tapi cedera itu kan memang resiko saya sebagai atlet, jadi ya saya menekuni proses pemulihan dan lanjut tanding lagi saja. Itu tidak menyurutkan semangat saya untuk berprestasi," Tegasnya.

Respon terhadap ucapan tentang atlet

Shinta dan Ratika memilih untuk tidak menggubris stereotip yang berada di masyarakat tentang diri mereka. Keduanya tetap bersemangat untuk mengasah kemampuan bela dirinya.

"Kalau saya mungkin tidak banyak bicara. Saya akan tetap fokus untuk mencetak prestasi. Kadang pun saya cuman bilang bahwa zaman sekarang laki-laki dan perempuan itu sama," Ujar Ratika.

Sedangkan Shinta memilih untuk diam karena ia tahu prospek atlet tidaklah sembarangan. Ia akan tetap fokus di kemampuan bela dirinya. Justru menganggap kemampuan tersebut akan sangat berguna bagi dirinya sendiri karena pada saat ini tak jarang ditemui kejahatan yang melibatkan fisik.

Foto Istimewa
Foto Istimewa

Sampai kapan berkecimpunag di dunia bela diri?

Mereka menganggap bahwa walaupun sudah tidak menjadi atlet, mereka bisa membagikan kemampuan dan prestasi mereka ke orang lain dengan cara melatih atau menyediakan wadah bagi atlet muda untuk terus berprestasi.


Shinta menegaskan, "Ya memang mungkin saja kita sebagai perempuan, suatu saat akan menikah, bisa saja berhenti. Tapi kita bisa menjadi pelatih bagi atlet muda suks. Saat ini, atlet juga banyak yang mendapatkan jaminan, tidak seperti stereotip zaman dulu bahwa atlet tidak memiliki masa depan. Kalau ditelisik lebih dalam, orang yang serius di bidang atlet, semakin tua dia, maka semakin sukses juga karirnya," lanjut Shinta.

Lihat juga: Seminar Budaya dan Rakor LSBO PWM Jatim

Untuk kedepannya, baik Shinta maupun Ratika memiliki proyeksi masing-masing akan prestasi di bidang bela diri mereka. Shinta mengaku bahwa karate telah menjadi bagian dari hidupnya. Namun ia masih ingin mengeksplorasi hal-hal lain di luar bidang bela diri mengingat usianya yang masih muda.

Mereka berdua sama sekali tidak menyesal telah menekuni dunia beladiri sejak dini justru hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi diri mereka, "Menjadi perempuan tidak boleh takut atau merasa lemah. Justru dengan memiliki kemampuan bela diri perempuan bisa menjaga diri dari manusia yang semakin tidak punya hati," Pungkas Shinta dengan tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun