Ketika suatu usaha mengalami kenaikan penjualan, salah satu cara yang mereka lakukan adalah dengan menambah shift pekerja, khususnya di bagian produksi yang kerap mengakibatkan karyawan menjadi over time.
Proses produksi dalam suatu pabrik atau suatu usaha merupakan proses yang berperan untuk menciptakan nilai-nilai berguna dari suatu barang dalam produktivitas suatu usaha. Salah satu faktor yang berperan penting saat produksi adalah shift kerja. Biasanya, suatu usaha membuat shift pagi dan siang untuk menjaga produktivitas usaha dalam memenuhi kebutuhan pasar.
Baca juga: Umsida dan Desa Wedoroklurak Lakukan Pemeriksaan Lansia Menggunakan Metode Non-Invasive
Boy Isma Putra ST MM, salah satu dosen prodi Teknik Industri Umsida membuat penelitian tentang Analisis Kelelahan Pekerja Over Time dan Shift pada Produksi Kerupuk Tahu dengan metode Bourdone Wiersma. Riset ini ia lakukan di UD Dua Putra, suatu perusahaan kerupuk yang memiliki 5 karyawan dan menerapkan sistem waktu kerja dua shift per hari.
Tujuan riset ini adalah mengukur tingkat kelelahan kerja dan mengetahui faktor penyebab kelelahan pada pekerja operator produksi kerupuk tahu serta memberikan saran perbaikan atau mengurangi tingkat kelelahan pekerja. Hal ini dikarenakan pada bulan April sampai September 2022, perusahaan ini mengalami permasalahan produksi, hasil produksi menurun hingga belasan persen penurunan. Hal ini dikarenakan banyaknya karyawan produksi kerupuk tahu mengalami kelelahan kerja yang disebabkan oleh beban kerja yang terlalu banyak.
Oleh karena itu, berikut beberapa faktor yang menyebabkan karyawan menjadi over time.
Penyebab karyawan bekerja over time
Permintaan pasar yang tinggi
Tekanan waktu maupun jam kerja dan informasi yang berlebihan termasuk permintaan pasar yang cukup tinggi, membuat karyawan semakin kewalahan untuk memproduksi suatu barang. Apalagi di saat seperti ini, pihak perusahaan kerap membuat sistem lembur atau jam kerja tambahan kepada karyawan.
Baca juga: Perlindungan Perempuan Korban Pelecehan Seksual Belum Maksimal, Menurut Riset Dosen Umsida
Bisa dilihat bahwa penelitian ini mengatakan bahwa para pekerja harus memproduksi 2000 pack kerupuk tahu per bulan yang dikerjakan hanya dengan 5 orang. Pada akhirnya, produksi kerupuk tahu ini mengalami penurunan karena pekerja yang mengerjakan produksi terlalu banyak dan over time.