Forum Ta'aruf Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fortama) 2023 menghadirkan Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Prof Achmad Jainuri MA PhD di hari pertama pelaksanaannya. Saat sambutan, Prof Jainuri, sapaan akrabnya memberikan penjelasan kepada mahasiswa baru terkait tiga aspek yang harus dipegang mahasiswa.
Seperti yang kita ketahui, Umsida memiliki tagline Dari Sini Pencerahan Bersemi yang selaras dengan tema Fortama, yakni Kemandirian Mahasiswa untuk Indonesia Maju. Prof Jainuri menafsirkan, terdapat tiga hal yang bisa diambil sebagai pelajaran.
3 Pesan Prof Jainuri
"Pertama adalah agama. Islam menjadi landasan yang akan diajarkan nanti adalah Islam yang berkemajuan, yaitu Islam yang menjalin hubungan baik antar sesamanya. Insya Allah di Umsida bisa terjalin hubungan baik dengan berbagai latar belakang etnik, budaya, dan keyakinan," tuturnya.
Yang kedua, lanjutnya, merupakan ilmu pengetahuan. Terdapat hubungannya antara agama dan ilmu pengetahuan. Ia mengutip pepatah dari Albert Einstein bahwa ilmu pengetahuan tanpa agama akan pincang. Sedangkan agama tanpa ilmu akan seperti orang buta. Oleh karena itu di Muhammadiyah, penting untuk memahami ilmu untuk memahami ajaran agama, ilmu dapat digunakan sebagai penguatan kepribadian.
"Yang terakhir adalah Kemuhammadiyahan. Sebagai perguruan tinggi Muhammadiyah tentu kita akan diajarkan hal in. Tapi bukan berarti kami memuhammadiyahkan kalian semua. Kami sadar bahwa kalian berlatar belakang keyakinan agama yang berbeda," lanjut Prof Jainuri.
Baca juga: Fortama 2023, Rektor Umsida: Mulai Hari Ini, Kalian Adalah Bagian dari Keluarga Besar Umsida
Peran mahasiswa bagi negara
Majelis Dikti Diktilitbang PP Muhammadiyah menekankan kepada perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah agar tidak meninggalkan kesan kepada mahasiswa yang masuk di perguruan tinggi Muhammadiyah Aisyiyah akan memuhammadiyahkan.
Ketiga aspek yang telah disebutkan Prof Jainuri akan mahasisiwa dapatkan saat menjalankan kuliah dan akan menjadi bekal untuk membuat Indonesia maju. Karena menurutnya, Indonesia saat ini belum maju yang terlihat dari peran dan kontributor masih didominasi pihak asing, "Kalianlah yang seharusnya mengeksplorasi kekayaan negara ini. Kalian dikatakan sebagai generasi emas yang diharapkan pada 2045 bisa berkontribusi dengan kompetensi bidang ilmu yang telah didapat,".
Selain itu, melihat kondisi sekarang yang sudah banyak orang lebih memilih hidup individualis dibandingkan bersosialisasi. Dalam kurun waktu 10 tahun berikutnya, negara yang banyak membuat suatu produk seperti Cina, Jepang, dan Singapura diprediksi akan mengalami penurunan karena penduduknya yang sudah terlanjur biasa hidup secara individualis. Hal ini bisa digunakan sebagai kesempatan untuk anak bangsa membuat inovasi di negaranya sendiri.