Desa-desa tersebut merupakan desa yang sama seperti tahun lalu. Lantas, mengapa desa ini diajak berkolaborasi lagi di proyek desa batch dua? Andi menjelaskan bahwa batch dua ini masih memperbaiki dari hasil proyek desa tahun lalu hingga warga setempat mampu mengelola potensi desa secara mandiri dan konsisten.
Baca juga: Lulus tanpa Skripsi, Ini Testimoni Mahasiswa Umsida
“Kalau memang desa tersebut sudah bisa berjalan mandiri, kita akan perluas jaringan ke desa lainnya. Itulah yang membedakan proyek desa dengan KKN. Kalau KKN biasanya meninggalkan barang atau benda fisik kepada desa. Sedangkan prodes meninggalkan program yang bisa dikelola lebih lanjut oleh karang taruna setempat,” tegas Andi.
Mahasiswa yang mengikuti proyek desa ini mendapatkan beberapa keuntungan. Seperti konversi mata kuliah selama satu semester termasuk KKN. Lalu mereka juga bisa bereksplorasi mengasah kemampuannya di rumun Ilmu Komunikasi, serta kebermanfaatan program bagi desa tersebut.
Andi berharap kedepannya akan ada program serupa sehingga bisa memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk emngembangkan potensi desa yang tidak hanya di Jawa Timur saja, tapi lingkup yang lebih luas.
Narasumber: M Andi Fikri MIKom
Penulis: Romadhona S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H