Yang kedua yakni dari disiplin ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang membuat media visual. "Guru-guru kan seharusnya bisa membedakan model pembelajaran untuk siswa ABK dan normal. Jadi guru tersebut kamu training dan mempraktekkannya".
Dan yang ketiga yakni dari program studi Fisioterapi yang membuat sensomotor edupark, yakni taman edukasi yang bisa dimanfaatkan oleh ABK. Taman edukasi ini berguna untuk melatih keterampilan sosial, emosional, dan juga kegiatan untuk mengurangi sikap tantrum.
Lihat juga: 6 Poin Long March Ecoton dan Mahasiswa Kritisi Limbah di Kali Brantas
Latar Belakang Pelaksanaan Abdimas
Widi Arti selaku ketua abdimas ini memaparkan alasannya untuk membuat program abdimas khususnya sensomotor ini, "Awalnya kami ingin memberikan kesempatan terutama kepada anak berkebutuhan khusus (ABK) agar memiliki kesempatan yang sama dalam beraktivitas di luar ruangan,".
Yang kedua, lanjut Widi, SD Muhammadiyah 01 Candi merupakan sekolah inklusif baru yang memungkinakna untuk menerima berbagai amsukan untuk pengembangan sekolah. Ia mengambil peluang pada pembelajaran di luar kelas melalui sensorimotorik ini.
Harapan Sensomotor Edupark
Dalam penjelasannya, Widi mengungkapkan harapannya melalui program abdimas ini.
"semoga dengan program Abdimas yang sudah ia kerjakan di sini bisa diimplementasikan SD Muhammadiyah 01 Candi dengan baik. Apalagi di SD ini terdapat sekitar 46 siswa berkebutuhan khusus, baik yang ringan maupun berat. Jadi, semoga program ini bisa dilanjutkan," imbuhnya.
Peluncuran Sensomotor Edupark di SD Muhammadiyah 01 Candi menjadi bukti nyata komitmen sekolah dalam menyediakan pendidikan inklusif yang progresif dan menjanjikan. Program ini diharapkan akan menginspirasi sekolah lain untuk mengadopsi pendekatan serupa dalam upaya menciptakan masa depan pendidikan yang lebih baik untuk semua anak.
Penulis: Widi Arti SFis MKes
Penyunting: Romadhona S.