Mohon tunggu...
Umsida Menyapa
Umsida Menyapa Mohon Tunggu... Jurnalis - Humas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Humas Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Apa Baby Blues Termasuk Gangguan Kecemasan? Pakar Umsida Beri Jawaban

8 September 2023   15:05 Diperbarui: 8 September 2023   15:06 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini viral di media sosial tentang seorang ibu yang akan membuang bayinya di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ibu tersebut nekat melakukan percobaan bunuh diri dengan cara membawa bayi di rel Kereta Rangkaian Listrik (KRL). Banyak warga internet yang berasumsi bahwa ibu tersebut mengalami baby blues. 

Pada sebagian orang mungkin menanyakan apakah Baby blues itu sesuatu yang benar-benar terjadi atau hanya kelainan ibu saja? Atau mungkin hanya keadaan yang dilakukan dengan tujuan-tujuan tertentu. Dalam tulisan ini, kita akan membahas baby blues bersama Lely Ika Mariyati, M.Psi., Psikolog, pakar psikologi Umsida. 

Lihat juga: Tanggapi Judi Online, Pakar Hukum Umsida: Aparat Bisa Bekerjasama dengan Google

Sumber: Unspalsh
Sumber: Unspalsh

Pengertian Baby Blues

Baby blues adalah situasi emosi yang tidak nyaman  yang terjadi pada ibu setelah melahirkan. Kondisi ini terjadi beberapa hari hingga sekitar dua minggu pasca melahirkan yang diakibatkan oleh perubahan hormonal. Hal itu tentu membuat sang ibu merasa tidak nyaman. 

"Kondisi ini biasanya berangsur-angsur menghilang secara alami tanpa ada treatment khusus. Rasa tidak nyaman bisa dalam bentuk lelah tapi tidak bisa tidur, kecemasan terjadi sesuatu pada diri dan bayi sehingga sering diamati tanpa ada dasar yang pasti, bingung, tiba tiba menangis, dan lainnya," ucap Lely.

Sumber: freepik
Sumber: freepik

Apa Baby Blues Termasuk Gangguan Kecemasan?

Baby blues memang mengganggu emosi dan pikiran ibu setelah melahirkan. Namun, Lely menerangkan jika baby blues tidak masuk dalam kategori gangguan kecemasan walaupun ciri-cirinya mirip dengan depresi ringan. Gejala baby blues yang menguat setelah dua minggu pasca kelahiran dapat dikategorikan dalam gangguan psikologi yang disebut dengan depresi pasca melahirkan.

Situasi  depresi pasca melahirkan, sambungnya, dapat terjadi karena situasi lain selain hormon tersebut. Misalnya situasi tekanan lingkungan, ketidaksiapan, dan kondisi ibu itu sendiri. jadi sangatlah berbeda  baby blues dengan depresi pasca melahirkan. 

Lihat juga: Cegah Gerakan Radikal Melalui Integrasi Darul 'Ahdi wa Syahadah

Sumber: Freepik
Sumber: Freepik

Antisipasi Baby Blues

Untuk mengantisipasi kejadian baby blues, diperlukan beberapa pihak sebagai pendukung kondisi mental sang ibu. Kesiapan ibu dan dukungan sosial khususnya keluarga dan tim medis di sekitar ibu pasca melahirkan memiliki peran yang sangat penting dalam hal ini. 

Dukungan Tim Kesehatan

"Tim kesehatan dapat memberikan informasi mengenai hal-hal yang akan dihadapi ibu pasca melahirkan. Selain itu, adanya tim medis juga sebagai wadah bagi ibu pasca melahirkan agar bisa menyampaikan semua hal yang dirasakan dan dipikirkan untuk mendapatkan bantuan dan informasi yg tepat sebagai modal kesiapannya," tandas Lely.

Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga khususnya suami adalah support system yang paling dekat dengan sang ibu. Suami bisa membantu hal-hal kecil yang ibu butuhkan. Seperti membereskan rumah, membantu menidurkan bayi, bergantian menjaga bayi, dan beberapa pekerjaan rumah lainnya.

Anggota keluarga lainnya juga ikut membantu tugas-tugas ibu dalam perawatan diri dan bayinya, seperti menemani ibu saat menyusui di malam hari, membantu mengganti popok, membereskan kebutuhan bayi disaat ibu mengalami kelelahan, dan lainnya.

"Jika ciri-ciri  depresi pasca melahirkan yang muncul sebaiknya keluarga membawa individu ke profesional seperti psikolog, psikiater atau di poli jiwa, diharapkan akan mendapatkan pengobatan sedini mungkin," lanjutnya.

Lihat juga: Kamu Tau Apa Beda Jurnalis dan Penulis? Yuk Simak

Dampak Baby Blues

Ahli Psikologi ini mengatakan, dampak baby blues yang mengarah pada depresi pasca melahirkan tidak hanya pada ibu saja, namun juga pada si anak. Bayi membutuhkan rasa aman dari lingkungannya dan hubungan emosional yg positif dengan pengasuhnya dalam hal ini ibu. Situasi hubungan ini akan menjadi modal bayi dalam mengembangkan kepribadiannya ke tahap selanjutnya.

"Bagi bayi yang berkembang secara aman, maka dapat mengembangkan diri menjadi anak yang mandiri dan eksploratif. Sedangkan anak yang berkembang kurang aman dengan lingkungan akan berkembang pada pribadi yang malu dan perasaan takut untuk bereksplorasi," pungkas Lely.

Narasumber: Lely Ika Mariyati, M.Psi., Psikolog

Penulis: Romadhona S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun