Sekretaris program studi magister manajemen, Sri Budi Purwaningsih SH MKn menjelaskan adanya kerjasama ini untuk mengenalkan budaya lokal kepada khalayak yang lebih luas.
“Dalam kegiatan kunjungan budaya ini kita ingin mengenalkan budaya yang ada di Sidoarjo ini kepada mahasiswa asing agar budaya ini dikenal hingga ranah internasional,” ujar perempuan yang akrab disapa Budi ini.
Saat mengunjungi beberapa situs budaya, para peserta Summer Course ini tampak antusias dan menikmati kunjungan budaya ini. Seperti yang dirasakan oleh Aminata Yamama Dawo, mahasiswa internasional asal Sierra Leone, yang merupakan negara di Afrika Barat. Ia tidak menemukan situs budaya serupa di negaranya.
“Saya melihat candi ini hanya di Indonesia. Selama saya di sini, saya menemukan banyak sekali candi seperti di Jawa dan Bali. Dan di negara saya tidak ada situs peninggalan seperti ini, jadi ini pertama kali saya melihat” ujar mahasiswa yang akrab disapa Ami ini.
Baca juga: Pakar Energi Terbarukan dari Malaysia Kembali Isi WCP Umsida
Selain situs peninggalan, lanjutnya, ia juga menyukai respon warga Indonesia saat diajak berinteraksi.
Ia mengagumi keramahan orang Indonesia yang murah senyum kepada orang baru. Hal ini juga terlihat ketika ia mendapat respon baik dari warga Sidoarjo yang disapanya saat kunjungan budaya.
Berbeda dengan respon peserta dari Afghanistan bernama Sayed Khalid Shahzad yang menceritakan tentang situs warisan dunia di negaranya yang mirip dengan ia temui di Indonesia, “Di negara saya ada situs warisan budaya bernama Salsal, sebuah patung Buddha raksasa yang terbuat dari batu. Itu sedikit mirip dengan situs candi di Indonesia,” tuturnya.
Baca juga: Umsida Bersama Polresta Sidoarjo Ciptakan Rasa Aman di Dunia Psikologi dan Pendidikan