Workshop Item Development Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Ditinjau Dari Konten TLM dan Bahasa, telah diselenggarakan di Fave Hotel Sidoarjo (17/02/2023) hingga (18/02/2023).
Acara ini diselenggarakan oleh Asosiasi Institusi Perguruan Tinggi Teknologi Laboratorium Medik Muhammadiyah dan Aisyiyah (AIPTeLMMA) bekerja sama dengan Prodi Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).
Acara yang berlangsung selama 2 hari ini turut mengundang 3 narasumber penting, yaitu Panca Desristanto SS MA, Ns JM Metha SKep MMedEd, dan Herlisa Anggraini SKM MSiMed.
Menurut Herlisa yang merupakan ketua AIPTeLMMA sekaligus narasumber, acara ini merupakan salah satu program kerja AIPTeLMMA untuk meningkatkan kemampuan dosen anggota AIPTeLMMA dalam membuat soal uji kompetensi yang baik dan berkualitas nasional. Workshop Item Development ini diikuti oleh 24 peserta yang merupakan dosen prodi TLM anggota AIPTeLMMA dari seluruh Indonesia.
Wakil rektor 1 Dr Hana Catur Wahyuni ST MT menjelaskan bahwa kegiatan ini dapat memberikan penguatan terhadap prodi TLM, yang semakin lama tuntutan terhadap skill lulusan di dunia kerja dan masyarakat semakin tinggi.
"Tuntutan hardskill dan softskill lulusan sarjana di dunia kerja dan masyarakat semakin tinggi. Untuk itu kegiatan ini kami harapkan mampu memberikan penguatan terhadap program studi Teknologi Laboratorium Medis baik di Umsida maupun di seluruh Indonesia," ungkapnya.
Dalam acara ini dijelaskan bahwa dalam membuat bahan ujian harus memiliki kesesuaian antara materi yang diajarkan dengan yang diujikan, keseimbangan yaitu materi yang dianggap penting harus mendapat porsi lebih banyak, dan kasus sebagai soal ujian dapat representatif atau mewakili obyek yang akan diujikan. Soal ujian yang dibuat harus memenuhisyarat alat ukur, yaitu valid, objective, reliable, feasible dan merupakan impact on learning process.
Oleh karena itu perlu adanya standarisasi bahan dan pola penulisan soal. Setelah mengikuti workshop ini, diharapkan para peserta dapat membuat soal yang dapat menguji aspek penting, serta mempunyai struktur yang baik untuk menghindari kesalahan yang menguntungkan dan menghindari tingkat kesulitan yang tidak relevan.
Pada hari pertama, narasumber memaparkan materi tentang membuat soal uji kompetensi. Selanjutnya peserta workshop ditugaskan untuk membuat soal sesuai dengan bidang yang diampu.
Kemudian pada hari kedua, soal-soal yang telah dibuat oleh para peserta dikupas dan bedah oleh para narasumber sehingga peserta mengetahui letak kesalahan dan kekurangan soal serta dapat langsung memperbaikinya sehingga menjadi soal yang baik dan benar.