Mohon tunggu...
Umsida Menyapa
Umsida Menyapa Mohon Tunggu... Jurnalis - Humas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Humas Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

AI Tak Bisa Gantikan Peran Ulama, Ini Penjelasan Dosen Umsida

24 Februari 2023   09:36 Diperbarui: 24 Februari 2023   09:41 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia kini tengah mengalami kegandrungan tersendiri dengan munculnya Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan ChatGPT. Ini karena AI memiliki kemampuan untuk menjawab pertanyaan atau perintah dari penggunanya hanya dengan mengetik sejumlah kalimat tanya atau perintah.

Ya, dengan menggunakan AI seperti ChatGPT, pengguna hanya perlu mengetikkan sejumlah kalimat, untuk kemudian ChatGPT memberikan jawaban yang komprehensif layaknya seorang pakar di bidangnya, dan ia menguasai semua bidang pengetahuan.

AI mampu memahami, menjawab pertanyaan, atau melaksankaan perintah yang sifatnya basic hingga advance tentang ilmu pengetahuan bahkan membuat karya sastra seperti puisi layaknya penyair hebat.

Lebih jauh, AI ini juga bisa mendesain sebuah gambar imajinatif sesuai pesanan dengan kecepatan yang luar biasa. Mengalahkan seniman yang perlu waktu lama untuk membuatnya.

Namun, apakah benar bahwa AI adalah "ciptaan" manusia yang memuncaki invensi atau temuan manusia?

"Munculnya Teknologi AI tidaklah jauh berbeda seperti kemunculan teknologi-teknologi lainnya. Seperti lahirnya teknologi pesawat terbang, telepon, internet dan jaringan telekomunikasi 5G," ungkap Irwan Alnarus Kautsar PhD dosen Program Studi (Prodi) Informatika, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang menyampaikan AI adalah temuan layaknya temuan lainnya.

Namun memang fenomena AI kali ini dirasa beda dengan yang sebelumnya. Sebagian besar contoh AI yang kita dengar dewasa ini -- mulai dari komputer yang bermain catur hingga mobil yang mengendarai sendiri. Dengan menggunakan teknologi ini, komputer dapat dilatih untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu dengan memproses sejumlah besar data dan mengenali pola dalam data.

"Teknologi AI ini sebenarmya merupakan sebuah konsep teknologi yang mana manusia mendesain sedemikian rupa agar mesin tersebut dapat belajar mandiri (Indpendent Learning Machine) dan memberikan luaran/output berdasar data-data lampau yang sudah tersimpan di database dan/atau data-data yang diolah berdasar perhitungan statistik (Data Sainsm)," tutur Irwan menjelaskan cara kerja AI semacam ChatGPT.

Meski demikian, melihat fenomena AI yang semakin canggih, memunculkan pandangan lebih jauh tentang banyaknya peran para pakar yang diambil alih oleh AI, termasuk boleh jadi termasuk peran ulama dalam mengatasi persoalan keagamaan.

Namun, berbeda dengan pandangan awam tersebut, pak Irwan menjelaskan bahwa sebenarnya AI tersebut tidak akan mampu menggantikan peran manusia di masa depan dalam hal menangani hal baru. Ini karena AI tersebut tidak dibekali dengan kemampun problem solving manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun