Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Fenomena Langit ke Tujuh pada Peristiwa Isra' Mi'raj

30 Januari 2025   09:26 Diperbarui: 30 Januari 2025   09:26 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilsutrasi: Unsplash
Ilsutrasi: Unsplash

Kisah Isra' Mi'raj tidak dapat dianalisis dengan teori relativitas dengan anggapan Rasulullah berjalan dengan kecepatan cahaya bersama buraq. 

Bila kita gunakan teori relativitas, fenomena yang terjadi justru kebalikannya. Menurut teori relativitas, pada kerangka yang bergerak dengan mendekati kecepatan cahaya, waktunya yang tercatat di jam menjadi lebih lambat. 

Artinya orang yang berjalan mendekati kecepatan cahaya akan merasa lebih muda dan waktu yang dialaminya lebih singkat dibandingkan dengan orang yang ditinggalkannya.

Oleh karenanya kita mengenal dengan istilah "paradok anak kembar" pada teori relativitas. Saudara kembar yang merantau dengan kecepatan mendekati cahaya akan mendapati saudaranya yang ditinggalkan lebih tua dari dirinya menurut rekaman waktu yang dibawanya. 

Yang dialami Rasulullah, justru kebalikannya. Rasulullah mengalami perjalanan waktu yang sangat panjang sehingga bertemu dengan para Nabi dan berbagai kejadian/peristiwa lainnya, sedangkan para sahabat yang ditinggalkannya hanya merasakan waktu satu malam.

Logika sains untuk menggambarkan perjalanan Rasulullah sebagai perjalanan antar dimensi hanyalah upaya untuk menjelaskan bahwa Isra' Mi'raj benar adanya dan dilakukan dengan fisik, bukan sekedar mimpi atau perjalanan ruh Rasulullah. 

Perjalanan antar dimensi oleh manusia biasa mungkin belum dimungkinkan secara eksperimen, tetapi konsep dimensi fisik yang lebih dari sekedar dimensi ruang dan waktu dikenal dalam sains. 

Lihat juga: Dosen Umsida Jelaskan Sejarah Singkat Bulan Rajab dan Amalan yang Dianjurkan

Sains dapat membantu memperkuat akidah kita, tanpa harus mereka-reka dalam cerita pseudosains saja. Subhanaka la 'ilma lana illa maa 'alamtana (shd).

Sumber Rujukan:

  1.  Kementerian Agama RI, Penciptaan Jagat raya dalam Perspektif al-Qur'an dan Sains, 2012
  2.  Tim Baitul Kilmah, Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur'an dan Hadits, Jakarta: kamil Pustaka, 2013
  3.  Agus Purwanto, D.Sc, Nalar Ayat-ayat Semester, Bandung: Mizan, 2012

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun