Menurutnya, untuk penerapan makan bergizi gratis, tak perlu mendatangkan bahan yang diolah dari luar negeri seperti olahan sereal. Kebutuhan gizi semua siswa di Indonesia sama saja.Â
"Yang membedakannya adalah sumber bahan pangan di masing-masing daerah. Misalnya, daerah pesisir dapat memanfaatkan berbagai jenis ikan sebagai sumber protein dalam menu makan bergizi," katanya.
Sedangkan di daerah peternakan dapat memanfaatkan daging sebagai sumber protein. Hal ini juga merupakan bentuk kemandirian pangan masyarakat Indonesia.
Tantangan dan Tips Agar Makanan Tetap Awet
Cara produksi atau memasak, imbuh Syarifa, pengemasan makanan berpengaruh terhadap higienitas makanan.Â
Dengan  mempraktekkan prosedur CPPOB (Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik) yang baik maka makanan tidak cepat basi.Â
Ia melanjutkan, "Durasi waktu antara memasak dengan waktu ketika makanan tersebut dimakan juga berpengaruh. Jika waktunya terlalu lama, maka mikroba terus tumbuh dan menyebabkan makanan cepat basi."
Dengan produksi massal dan beragam, Syarifa menjelaskan beberapa tantangang yang dihadapai oleh para supplier.
Mereka harus konsisten menyediakan bahan pangan berkualitas. Produk harus tetap terjaga, mulai dari seperti penampilan, rasa, aroma, warna, tekstur.
Hal tersebut harus tetap dijaga agar makan bergizi gratis dapat menarik para siswa.
Anggota aktif Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) cabang Malang itu menjelaskan, "Mereka bisa mengolah menu seperti sayur tumis yang lebih tahan lama dibanding sayur berkuah, ikan digoreng, dan lainnya."