Bisnis proses, lanjutnya, "Secara sederhana saya gambarkan, karena kita ini sekolah swasta, maka inputnya harus kita perjuangkan, siswa kita harus banyak," terangnya diangguki peserta.
"Supaya kita dapat siswa yang banyak, maka kita perlu melakukan branding dari prestasi, dari fasilitas sehingga sekolah kita akan dinilai lebih dan punya kelebihan, itulah branding," tegasnya.
Baca juga: Rektor Umsida Menguatkan Ideologi, Membangun Pendidikan MuhammadiyahÂ
Ia juga mendorong adanya kolaborasi antarlembaga pendidikan Muhammadiyah, mulai dari TK hingga perguruan tinggi, untuk saling mendukung dalam peningkatan kualitas.
"TK bekerja sama dengan SD, SD bekerja sama dengan SMP, SMP bekerjasama dengan SMA, SMA dengan perguruan tinggi," terangnya.
Menurut beliau, SD bekerjasama dengan TK agar lulusan siswa TK bisa langsung masuk ke SD Muhammadiyah di dekatnya, begitu juga dengan SMP, SMA dan perguruan tinggi. Sebagai timbal balik, pihak SMA misalnya, jika merasa butuh laptop atau fasilitas lainnya bisa berkomunikasi dengan perguruan tinggi yang menerima siswanya.
Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Pemikiran Baru
Dalam diskusi ini, Dr Hidayatulloh juga menyoroti paradigma yang sering berkembang bahwa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lebih unggul daripada Perguruan Tinggi Swasta (PTS), khususnya di kalangan warga Muhammadiyah.
Sebagai Pimpinan Wilayah Muhammadiyah yang membidangi pendidikan, Dr Hidayatulloh menegaskan agar warga Muhammadiyah mengubah pandangan mereka mengenai hal ini.
"Seringkali sekolah-sekolah Muhammadiyah khususnya SMA itu sangat bangga ketika lulusannya bisa kuliah di PTN. Kita ini kadang tidak percaya kepada lembaga Muhammadiyah sendiri," tegasnya.
Ia mengajak warga Muhammadiyah untuk mendukung lembaga pendidikan Muhammadiyah, baik sekolah maupun perguruan tinggi, agar roda ekonomi tetap berputar dalam lingkungan persyarikatan.