Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Dosen Umsida Jelaskan Rahasia Bulan Rajab sebagai Salah Satu Bulan Haram dalam Islam

2 Januari 2025   17:47 Diperbarui: 3 Januari 2025   09:06 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dimulainya tahun baru 2025 Masehi, merupakan momen yang juga dimulainya salah satu bulan mulia dalam kalender Islam. 1 Januari 2025 bertepatan dengan tanggal 1 Rajab 1446 Hijriyah.

Lihat juga: Dekan FAI Umsida Jelaskan Keutamaan dan Amalan Bulan Dzulhijjah

Salah Satu Bulan yang Diharamkan

Bulan Rajab merupakan salah satu bulan haram, apa itu?

Dosen prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (PAI Umsida), Rahmad Salahuddin TP SAg MPdI menjelaskan bahwa bulan haram (Asyhurul hurum) adalah empat bulan dalam kalender hijriyah yang dimuliakan oleh Allah.

Di bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk menghormatinya dengan menghindari perbuatan dosa dan meningkatkan amal kebaikan.

"Bulan-bulan ini disebut "haram" karena ada larangan-larangan khusus yang diberlakukan, terutama larangan berperang kecuali dalam keadaan darurat atau membela diri," ujar Rahmad.

Dalam Al-Qur'an tepatnya pada Surah at Taubah ayat 36, terdapat empat bulan haram yaitu Dzulqo'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

Serta Rasulullah SAW yang berkata:

"Sesungguhnya zaman itu telah berputar seperti bentuknya pada hari Allah menciptakan langit dan bumi satu tahun terdiri dari 12 bulan dan diantaranya terdapat empat bulan haram. Tiga bulan berturut-turut yaitu Dzulqo'dah, Dzulhijjah, dan Muharrab. Sedangkan keempatnya adalah bulan Rajab Muar antara Jumada dan Sya'ban".

"Di bulan ini dalam sejarah kenaiban diharamkannya untuk perang, kecuali dalam keadaan membela diri," ungkap dosen yang juga anggota Divisi ISMUBA Majelis Dikdasmen PWM Jatim itu.

Selanjutnya, imbuh Rahmad, dianjurkan menjauhi dosa karena dosa dilakukan di bulan haram dilipatgandakan beratnya, dan pahala amalan baik diperbesar. Sehingga bulan ini menjadi momentum untuk memperbanyak amal ibadah.

Hikmah Bulan Haram

Ketua Tapak Suci kabupaten Pasuruan tersebut menjelaskan beberapa hikmah bulan haram ini, seperti:

  1.  Kehadiran bulan haram mengingatkan manusia tentang pentingnya memperhatikan waktu-waktu tertentu yang ditetapkan oleh Allah untuk muhasabah, introspeksi, dan meningkatkan kualitas diri.
  2.  Bulan Rajab sebagai momentum untuk bertaubat atas dosa-dosa yang telah diperbuat dan memperbaiki diri dengan amal-amal shaleh
  3.  Bulan rajab menanamkan pribadi yang shaleh untuk hidup dalam damai yang dipenuhi rahmat Allah SWT.

Dianjurkan untuk Memperbanyak Amalan

Dengan sebutan bulan haram itu, Rahmad menyebut bahwa di bulan ini umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan, misalnya memperbanyak puasa sunnah, seperti Senin Kamis, ayyamul bidh.

"Dan jika merasa kurang, bisa melakukan puasa daud, atau puasa qadha' bulan Ramadan bisa dituntaskan di bulan ini," jelas Rahmad.

Selain itu, umat Islam juga bisa memperbanyak sedekah, dzikir dan istighfar, serta memperbanyak menistiqomai ibadah sunnah, salat sunnah qobliyah ba'diyah, salat dhuha, shalat tahajud, atau lainnya, serta memperbanyak membaca  Al Qur'an.

Contoh Amalan di Bulan Rajab

Ilustrasi: Unsplash
Ilustrasi: Unsplash

Beberapa amalan yang bisa dilakukan saat bulan Rajab ini seperti:

  1.  Memperbanyak Istighfar dan Taubat (memohon ampun kepada Allah) dan bertaubat atas dosa-dosa yang telah lalu. Bacaan istighfar yang dianjurkan: 

Astaghfirullahal adzim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaih

Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya)".

  1.  Memperbanyak puasa sunnah sebagaimana Rasulullah bersabda: "Berpuasalah di bulan-bulan haram, dan perbanyaklah amal saleh di dalamnya." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
  2.  Memperbanyak amalan dzikir untuk meningkatkan kedekatan kepada Allah. Beberapa dzikir yang bisa diamalkan seperti:
  • Tasbih: Subhanallah wa bihamdihi, subhanallahil adzim
  • Tahmid: Alhamdulillah
  • Tahlil: La ilaha illallah
  • Takbir: Allahu Akbar (atau dengan cara meningkatkan kadar dzikirnya dengan mentadaburi setiap fenomena yang ditemui atau ayat-ayat kauliyah di dalam al-Qur'an), dengan makna meningkatkan kuantitas menghadiri majelis-majelis pengajian.
  1.  Memperbanyak bersedekah dengan membantu fakir miskin, memberi makan, atau membantu sesama yang membutuhkan. 

"Sedekah adalah salah satu cara untuk mendapatkan keberkahan dan menghapus dosa-dosa," terang Rahmad.

  1.  Memperbanyak Membaca Al-Qur'an. 
  2.  Memperbanyak dan mengistiqomai salat sunnah, seperti salat dhuha, tahajjud, dan rawatib, memiliki nilai yang lebih besar jika dilakukan di bulan Rajab.
  3.  Meningkatkan kualitas wawasan keIslaman dengan sering mengikuti kajian, membaca buku agama, atau berdiskusi tentang ilmu-ilmu Islam. 
  4.  Memperbaiki hubungan dengan sesama seperti mempererat silaturahmi dan memperbaiki hubungan dengan sesama adalah amalan yang sangat dianjurkan untuk menjaga keharmonisan sosial.

Pintu Gerbang Bulan Ramadan

Bulan Rajab merupakan pintu gerbang bulan Ramadan. Rahmad menyarankan agar umat Islam menggunakan watu ini dengan sebaik-baiknya.

"Ibarat bulan rajab adalah bulan untuk menanamkan benih, melatih diri untuk berbuat baik, beramal sholeh dan membiasakan ibadah-ibadah tathowu', berpuasa, dan salat-salat sunnah," kata Rahmad.

Umat Islam juga dianjurkan untuk menghindari perilaku dosa dan perbuatan zalim, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Sehingga, lanjut Wakil Ketua Bidang Litbang Komnasdik kabupaten Pasuruan itu, pada waktu datangnya bulan ramadhan, umat Islam telah siap untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban amaliyah di bulan Ramadan.

Lihat juga: Berpuasa, Kenali 3 Jenis Makruh dan Contoh Perbuatannya Menurut Dosen Umsida

"Terkadang pikiran kita, ucapan yang dilontarkan atau keputusan yang kita berikan orang lain berdampak pada menzalimi orang lain, perlu dihindari karena sesungguhnya setiap amalan baik atau buruk yang terkait dengan sesama manusia, sesungguhnya akan kembali kepada diri kita," pesan Rahmad.

Penulis: Romadhona S.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun