Untuk mengatasi banjir di Sidoarjo, Dr Rini memiliki solusi jangka pendek dan jangka panjang.
"Solusi jangka pendek penanggulangan banjir bisa dilakukan dengan pembersihan sungai, pengerukan sungai dari tumbuhan luar (eceng gondok), pembersihan saluran irigasi, penyedotan air," katanya.
Lebih lanjut, terdapat dua solusi jangka panjang mitigasi banjir. Yang pertama melalui upaya struktural, yaitu:
- Â Membangun infrastruktur seperti bendungan, sabo dam, tanggul, dan sistem drainase yang efektif dan ramah lingkungan.
- Â Memperbaiki tata ruang wilayah, termasuk pembatasan pembangunan di daerah rawan banjir, penciptaan ruang terbuka hijau, dan pengaturan sistem drainase perkotaan.
- Â Melakukan normalisasi sungai dan saluran air lainnya secara berkala, dengan mempertimbangkan aspek ekologi dan kelestarian alam.
- Â Membangun rumah tahan banjir bagi masyarakat di daerah rawan banjir, dengan desain yang kokoh dan memperhatikan budaya lokal.Â
Dan upaya non-struktural yang bisa dilakukan seperti:
- Â Meningkatkan edukasi dan kesadaran masyarakat tentang bahaya banjir dan cara penanggulangannya melalui kampanye edukasi melalui SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana).
Mulai dari pendidikan usia dini, penyuluhan, dan pelibatan aktif masyarakat terutama dalam manajemen pengolahan sampah
- Â Melakukan simulasi dan latihan kesiapsiagaan bencana banjir secara berkala, dengan melibatkan berbagai pihak dan menguji efektivitas rencana evakuasi
- Â Mengembangkan sistem peringatan dini banjir yang akurat dan mudah diakses dengan memanfaatkan teknologi
- Â Membuat peta risiko banjir dan rencana evakuasi yang jelas dan mudah dipahami
- Â Melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan mitigasi bencana banjir, membangun rasa memiliki dan tanggung jawab bersama.
Tentunya, dalam menanggulangi banjir di Sidoarjo membutuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga keseimbangan lingkungan agar nyaman, aman dan sehat.Â
Ia berkata, "Bisa dimulai dengan menanam satu pohon setiap rumah, atau menanam tanaman untuk kebutuhan sebagai lumbung pangan keluarga,".
Lihat juga: La Nina dan Dilema Sektor Pertanian dan Ketahanan Pangan di Indonesia
Menurutnya, masyarakat juga bisa membuat sistem hidroponik untuk mengurangi pemanasan global, melakukan manajemen pengolahan sampah dimulai dengan pemilahan sampah organik dan anorganik, mengolah sampah organik, dan membuang sampah pada tempatnya.
Penulis: Romadhona S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H