Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Brainrot dan Bahaya Kecanduan Konten Medsos, Ahli Umsida Beri Tanggapan

13 Desember 2024   16:54 Diperbarui: 13 Desember 2024   16:54 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dok Ikom Umsida
Dok Ikom Umsida

Fira berpendapat bahwa brainrot sangat berpengaruh di dunia nyata. Fenomena itu merupakan pelemahan otak dan daya pikir yang membuat pengguna media sosial menjadi malas berpikir berat.

Sebagai seorang pendidik, Fira kerap menemui fenomena ini di kalangan mahasiswa. Misalnya, mahasiswa sering mengeluhkan tentang penugasan yang menurut mereka terlalu berat. Padahal hal tersebut sudah wajar diberikan kepada mahasiswa di generasi sebelumnya.

"Jenis konten berdurasi pendek dan bisa dilewati bila ia tidak suka konten tersebut, maka hal itu bisa terbawa ke kehidupan nyata. Ketika mereka tidak menyukai sesuatu, maka mereka cenderung akan menghindari hal itu daripada menyelesaikannya," katanya.

Selain itu, tambah Fira, dengan kecanduan konten receh di media sosial juga membuat tingkat kesabaran gen Z melemah. Jika generasi sebelumnya ingin menikmati sebuah hiburan, maka mereka harus menunggu dalam kurun waktu tertentu.

Berbeda dengan generasi sekarang yang semua harus instan. Dan jika mereka terlibat masalah, maka mereka lebih memilih untuk meninggalkannya daripada memperbaiki.

Ia menjelaskan, "Mereka berpikir bahwa dengan scrolling itu bisa menghindari masalah. Daripada harus berkumpul dengan orang-orang yang ditakutkan akan tidak cocok, lebih baik dia scrolling media sosial,".

Apa yang Membuat Konten Receh Begitu Digemari?

Menurut Fira, walaupun hanya konten receh berdurasi pendek, tapi jika konten tersebut dinikmati secara berulang-ulang maka bisa menyerang psikis penggunanya dan masuk ke  alam bawah sadar.

"Saat ini orang menghabiskan waktu di dunia maya lebih dari satu jam dengan berbagai gempuran konten singkat di dalamnya. Hal itu membuat otak menjadi overload menerima informasi," ujar dosen yang tengah mengenyam pendidikan doktor di Universitas Sebelas Maret itu.

Oleh karena itulah konten For Your Page (FYP) setiap orang berbeda-beda. Menurut Fira, algoritma media sosial bisa membaca ketertarikan pengguna, konten telah disesuaikan oleh kondisi pengguna hingga mereka merasa relate dan bertahan di konten serupa.

"Misalnya kondisi seseorang sedang sedih dan menemukan konten yang relevan dengan suasana hati, maka dengan konten itu ia merasa lebih semakin sedih dan deep," jelasnya.

Scrolling Bukan Cara Agar Cepat Tidur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun