Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Permudah Belajar Kodifikasi, Laboran MIK Umsida Buat 107 Flash Card

19 November 2024   12:00 Diperbarui: 19 November 2024   12:01 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laboran program studi Manajemen Informasi Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Alfinda Ayu Hadikasari STrRMIK, lolos dalam program Karya Inovasi Laboran (Kilab) 2024 berkat inovasinya membuat flash card.

Lihat juga: Dekan Fikes Umsida Ungkap 5 Penyakit Ini Muncul Saat Perubahan Musim dan Cara Mencegahnya

Program ini diselenggarakan oleh Direktorat Sumber Daya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi tingkat perguruan tinggi. 

Ia membuat inovasi bernama Innovation Card of terminology Medic: Media Praktikum Klasifikasi dan Kodifikasi Diagnosa untuk Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa di Laboratorium Coding dan Reimbursement.

Laboran yang biasa disapa Finda ini mengatakan bahwa inovasi ini berawal dari diskusi dengan rekan laboran Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) yang pernah lolos di program Kilab ini.

Setelah itu, dekan FIkes, Evi Rinata MKeb segera menindaklanjuti program tersebut kepada para laboran yang ada di Fikes.

"Saat itulah sekitar sebelum bulan puasa, kami mengeluarkan ide masing-masing dan mengunggah proposalnya dan Alhamdulillah lolos dan nanti Desember programnya akan berakhir," ujarnya.

Mengapa Membuat Flash Card?

Ada beberapa hal yang menjadi alasan Finda membuat flash card. Di program studi Manajemen Informasi Kesehatan, terdapat salah satu mata kuliah bernama Kodifikasi.

Kodifikasi adalah proses pemberian kode pada diagnosis penyakit, tindakan medis, dan masalah kesehatan lainnya menggunakan huruf, angka, atau kombinasi keduanya. 

"Di sini mahasiswa harus paham tentang kodifikasi dan terminologi medis. Selama ini, ketika praktikum, saya menemukan banyak keluhan mahasiswa yang sulit menghafal dan banyak menemui bahasa medis yang berbeda-beda dalam 1 organ itu," jelasnya.

Terlebih lagi, sambung Finda, hampir di tiap semester, mahasiswa akan menemui mata kuliah kodifikasi. Sedangkan di buku International Classification of Diseases (ICD), tidak terdapat penjelasan bahasa Indonesia yang membuat mahasiswa kebingungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun