Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

96 Tahun Sumpah Pemuda, Apakah Pemuda Masa Kini Sudah Tergerus Globalisasi?

29 Oktober 2024   14:00 Diperbarui: 29 Oktober 2024   14:01 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda sejak kongres pemuda kedua tahun 1928. 

Lihat juga: Peran Pemuda dalam Menjaga Keberagaman Harus Diejawantahkan Sebagai Generasi Emas 2045

Kongres ini dilaksanakan di Batavia (sekarang Jakarta) yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai organisasi pemuda.

Sebut saja Jong Java, Jong Sumatra, Jong Ambon, dan lainnya, bertujuan untuk memperkuat persatuan Indonesia.

Emy Rosnawati SH MH, salah satu dosen program studi Hukum Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), menjelaskan beberapa makna dan pesan untuk para pemuda masa kini.

Momen Sumpah Pemuda

Sumpah pemuda merupakan momen yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia. Hari itu merupakan perjuangan para pemuda Indonesia untuk mewujudkan cita-cita bersama, yaitu menuju kemerdekaan Indonesia.

Rumusan "Sumpah Pemuda" dibacakan secara gamblang yang menegaskan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia.

Selain itu, imbuhnya, pada hari sumpah pemuda tersebut menjadi momen pertama kali lagu Indonesia Raya karya WR Supratman diperkenalkan dalam bentuk instrumental.

Peran Generasi Muda 

Menurut Emy, panggilannya, para generasi muda saat ini sudah cukup berperan dalam meneruskan semangat persatuan.

"Jadi bisa dicontohkan ketika para pemuda ketika mereka berkumpul, merak tidak membedakan dari mana asal mereka, berasal dari suku apa, hingga latar belakang agamanya. Akan tetapi mereka merasa satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia," tutur Emy. 

Karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak kebudayaan, suku bangsa, dan adat istiadat, tak jarang  mereka mengalami konflik karena perbedaan-perbedaan tersebut.

Melihat pemuda masa ini yang memiliki rasa toleransi tinggi dan semangat persatuan, Emy berpendapat bahwa dengan mereka tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, dan golongan, itu sudah membuktikan bahwa mereka masih sadar akan pentingnya Sumpah Pemuda.

Sikap tersebutlah yang menurut Emy harus dijaga di era gempuran globalisasi dan pengaruh budaya luar yang bisa melemahkan identitas nasional.

Tantangan Para Pemuda Masa Kini

Ilustrasi: AI
Ilustrasi: AI

Di era perkembangan teknologi yang sangat pesat, ia menekankan kepada para pemuda untuk tetap bijak menggunakan media sosial yang saat ini hampir semua orang menggunakannya.

Dosen kewarganegaraan itu mengatakan, "Penting bagi pemuda untuk menggunakannya secara bijaksana. Misalkan ketika berbicara lewat media sosial, mereka harus bertanggung jawab dan memiliki kontrol diri untuk mempertimbangkan dampak dari pendapat yang disampaikan".

Perkembangan teknologi dan media sosial yang membawa informasi beragam, termasuk potensi konflik dan hoaks yang dapat menguji persatuan.

Oleh karena itu, Emy berpesan agar pendapat yang dilontarkan di media sosial, tidak sampai memecah belah persatuan dan kesatuan. Artinya, mereka harus bijaksana tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi, mereka bisa menghasilkan karya yang membawa dampak positif bagi masyarakat. 

Sumpah Pemuda juga menjadi landasan untuk membangkitkan jiwa nasionalisme, menggugah kepedulian terhadap isu-isu sosial, lingkungan, dan politik, serta membangun nilai etika dan moral. 

Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Emy, pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk mewujudkan generasi muda yang cinta terhadap tanah air.

Para pemuda dapat lebih memahami sejarah perjuangan bangsa, nilai persatuan, dan rasa cinta tanah air. Hal ini menginspirasi mereka untuk terlibat aktif dalam menjaga kebhinekaan, menjadi warga negara yang bertanggung jawab, serta berperan dalam perubahan sosial yang positif. Dengan demikian, makna Sumpah Pemuda menjadi lebih relevan dan kontekstual di era globalisasi.

Selain itu, pendidikan kewarganegaraan ini bertujuan mewujudkan warga yang bermoral dan berkarakter.

"Jadi dengan pendidikan kewarganegaraan, diharapkan para pemuda mampu menjadi penerus bangsa Indonesia yang bermoral baik, berkarakter baik dan benar-benar mencintai tanah air," kata Emy.

Karena sebagai pemimpin dan penerus bangsa, tambahnya, ketika tidak mempunyai kecintaan terhadap tanah air, maka dia tidak bisa bersungguh-sungguh dalam menjalankan dalam meneruskan cita-cita bangsa Indonesia.

Lihat juga: 3 Poin Penting untuk Menghadapi Teknologi Menurut Sekjen PP Pemuda Muhammadiyah

Terakhir, Emy berpesan kepada para pemuda dalam memaknai hari sumpah pemuda. Mereka tak boleh hanya sekedar memperingati hari sumpah pemuda saja, tetapi harus benar-benar diresapi dan diterapkan dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.

Penulis: Romadhona S.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun