Salah satunya yaitu untuk keperluan transaksi yang saat ini bisa dilakukan melalui mobile. Dengan adanya media sosial juga lah, Gen Z lebih cenderung untuk terlibat dalam pengeluaran impulsif dan gaya hidup konsumtif.Â
Kecenderungan untuk mengikuti tren dan gaya hidup yang lebih mahal dapat mengganggu kemampuan mereka untuk menyisihkan uang untuk tabungan atau investasi.
Mereka sering merasa tertekan untuk tampil dengan gaya hidup tertentu yang ditunjukkan di media sosial.Â
Hal ini bisa mengarah pada keputusan keuangan yang tidak bijak, seperti membelanjakan uang untuk barang-barang yang tidak diperlukan demi mendapatkan pengakuan sosial. Mereka menjadi pribadi yang konsumtif hanya untuk memenuhi standar media sosial.
Berdasarkan hasil temuan riset ini, pemanfaatan  media  sosial  sebagai  platform  digital  terhadap  perilaku  pengelolaan  keuangan  Gen Z  mayoritas  didominasi  oleh  media  sosial  TikTok  sebagai  platform  yang  paling  sering  digunakan.Â
Lihat juga: Apakah Panic Buying Terjadi Karena Situasi Ekonomi, Gender, dan Pendidikan?
Selain dua pengaruh di atas, generasi ini dikatakan sulit untuk mengelola keuangan karena mereka memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang tidak stabil.Â
Hal ini didukung oleh survey yang dilakukan The Financial Brand yang menyatakan bahwa generasi Z berkeinginan untuk memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi atau yang biasa disebut dengan work life balance.
Mereka lebih menyukai pekerjaan yang menawarkan fleksibilitas waktu dan tempat, seperti pekerjaan remote atau freelance. Hal itu membuat mereka memiliki pemasukan yang tidak menentu sehingga pengelolaan keuangan harus dipikirkan dengan detail untuk menghindari perilaku konsumtif.
Apakah kamu termasuk Gen Z yang memiliki sikap di atas? Jika iya, kamu perlu berpikir ulang agar keuangan bisa stabil dan tetap memiliki dana ketika berada dalam keadaan sulit.
Untuk melihat informasi menarik dari Umsida lainnya, kamu bisa pantau wesite ini atau kunjungi laman Instagram @umsida1912 ya.