"Saat babak penyisihan, atlet dari Sumut mengundurkan diri. Sehingga ketika hari Kamis, saya langsung main di babak semifinal dan final. Di hari itu juga saya bermain dua kali," jelas mahasiswa semester 5 itu.
Di babak semifinal, Tyas mampu mengalahkan lawannya hanya dalam satu ronde saja. Lalu sata final, ia dipertemukan dengan atlet yang mewakili Jawa Barat dan mampu mengalahkannya selama dua ronde pertandingan.
Walau terbilang dua ronde itu menurutnya cukup singkat, tapi Tyas tetap mengatakan bahwa tak ada lawan yang tidak sulit. Terlebih saat final, pasti ia dipertemukan dengan lawan setara. Tyas yang selalu menanamkan pikiran positif di benaknya, mampu bermain dengan sangat epik.Â
Tya berkata, "Yang saya pikirkan saat tanding itu hanya hajar, hajar, dan hajar. Kalau bisa di-KO ya KO, kunci ya kunci, saya push terus sampai lawan saya menyerah. Alhamdulillah semua dilancarkan".
Kondisi fisik dan mental Tyas saat itu juga sangat prima, ia bisa bermain dengan percaya diri. Apalagi, imbuh Tyas, di kompetisi ini ia juga mengantongi beberapa keberuntungan.
Konsisten mempertahankan gelar
Saat PON Papua, Tyas belum berhasil mencapai targetnya. Namun tidak pada tahun ini. Ia berkata bahwa mempertahankan prestasi lebih susah daripada berjuang dan memulai dari awal.Â
"Kalau belum mendapatkan (prestasi), pasti kan lebih menggebu-gebu. Kalau susah dapat begini kadang mudah terlena. Jadi harus lebih giat lagi," ujarnya.
Setelah berhasil mendapat prestasi ini, kabarnya Tyas akan dipanggil Pelatnas dan akan bertanding di beberapa kejuaraan internasional.
Dengan jadwal yang cukup padat sebagai atlet, Tyas mengaku mendapat dukungan penuh dari Umsida. Walau menyandang dua peran, ia tetap bisa menjalankan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa dengan baik.
Lihat juga: Tepis Anggapan Akan Telat Lulus Kuliah, Atlet Karate Ini Jadi Wisudawan Berprestasi
"Umsida sangat mendukung prestasi saya. Misalnya saja ketika ada tugas atau semacamnya, saya tetap bisa mengikutinya secara online," tutupnya.