Sedangkan sekarang, hanya bermodal AI, manusia bisa mengetahui isi buku yang tebal sekalipun dalam hitungan detik.Â
"Saya rasa hal seperti ini tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Ada fenomena yang disebut multitasking, jadi kita belajar bisa dengan teknologi, baik itu audio, visual, maupun keduanya," imbuh staf Ahli  Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) itu.Â
Mestinya, kata Prof Widodo, mahasiswa saat ini lebih pandai dari dosennya. Ia mengatakan bahwa taka ada masalah jika seorang mahasiswa lebih melek teknologi dari dosennya.
Mahasiswa harus open minded
Setelah itu, Prof Widodo mengutip masih bijak dalam Salah satu usaha obat mati yakni Ali Bin Abi Thalib yang berkata:
"Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung, dan barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia adalah orang yang merugi".
Dari nasihat tersebut Prof Widodo menyimpulkan, "Bila saat menjadi mahasiswa kehidupan kalian sama saja dengan sekolah, maka kalian merugi. Jika lebih buruk, maka kalian tertipu,".
Oleh karenanya, ia mengajak mahasiswa untuk memiliki pemikiran yang terbuka atau open minded dan rasional. Caranya, mahasiswa harus banyak menempa nalar kritis.Â
Misalnya, saat melontarkan pertanyaan, sebaiknya bertanya tentang "bagaimana", dan menghindari pertanyaan model "apa".
"Mahasiswa juga harus tetap belajar," tegas Prof Wid. Hal tersebut karena tingkat kompetitif Indonesia masih rendah, pun juga dengan tingkat IQ-nya. Kebanyakan penyebabnya adalah karena dimanjakan teknologi dan tidak menggunakannya dengan bijak.Â
Dengan belajar, mahasiswa bisa merubah mindset. Menurutnya, perubahan dalam kehidupan ini disebut kecil kalau yang berubah hanya secara fisik.Â